Denpasar (Antara Bali) - Umanis Galungan, sehari setelah Hari Suci
Galungan, hari raya terbesar umat Hindu di Bali, Kamis diwarnai suasana
saling menunjungi sesama keluarga dekat (silaturahmi).
Warga mengunjungi rumah sanak keluarga dan kerabat untuk saling
maaf memaafkan, sehingga anggota dari masing-masing keluarga selalu ada
di rumah dan belum melakukan aktivitas secara maksimal, demikian
pemantauan Antara di berbagai tempat di Tabanan dan Denpasar, Kamis.
Mereka saling berkunjung ke rumah sanak keluarga dan kerabat untuk
saling maaf memaafkan yang dilakukan sejak Rabu siang (7/9).
Suasana demikian itu lebih mencolok di daerah pedesaan dibanding daerah perkotaan di Bali.
Setelah bersilaturahmi sejak pagi hingga siang hari, warga umumnya
melakukan rekreasi mengunjungi objek-objek wisata di luar kota
Denpasar.
Objek wisata yang menjadi sasaran kunjungan antara lain objek
wisata Bedugul, Tanah Lot, Alas Kedaton di Kabupaten Tabanan maupun
objek wisata Sangeh, Kabupaten Badung yang "mengoleksi" ratusan ekor
kera.
Sebagian masyarakat kota Denpasar lainnya mengunjungi Pantai Sanur,
Kuta atau sekedar duduk-duduk di lapangan hijau Puputan Badung, maupun
di Taman Kota Denpasar.
Meskipun demikian lalu lintas masih tampak lenggang, tidak seperti hari-hari biasa yang selalu diwarnai dengan kemacetan.
Sementara perkantongan pemerintah dan swasta masih tutup, kecuali
instansi vital yang memberikan pelayanan umum bersifat mendesak seperti
rumah sakit tetap melakukan aktivitas seperti biasa.
Berkaitan Hari Suci Galungan seluruh perkantoran dan sekolah di
Bali tutup selama tiga hari berturut-turut, mulai dari Penampahan
Galungan Selasa (6/9), Galungan Rabu (7/9) dan Umanis Galungan (8/9).
Hari Suci Galungan, hari Kemenangan Dharma (kebaikan) atas Adharma
(keburukan) diperingati umat Hindu setiap 210 hari sekali, disusul
dengan Hari Raya Kuningan, sepuluh hari kemudian (17/9). (WDY)
Umanis Galungan Diwarnai Saling Berkunjung Antar Keluarga
Kamis, 8 September 2016 11:38 WIB