Denpasar (Antara Bali) - Selama sebelas bulan, Januari - November 2010 ekspor kepiting dari Bali tercatat hanya 21,06 ton senilai 22.425 dolar AS, anjlok hingga 86 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya mencapai 163.084 dolar AS.
"Dari segi volume juga berkurang 46,27 persen karena tahun sebelumnya mengapalkan 39,2 ton," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali, Ir Gusti Putu Nuriatha di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, penurunan drastis tersebut akibat terbatasnya persediaan mata dagangan, karena hasil tangkapan nelayan lebih banyak diserap pasaran lokal, termasuk memenuhi kebutuhan restoran maupun warung atau kafe yang berjejer di sepanjang pantai.
Meskipun demikian ke depan hasil tangkapan nelayan itu diharapkan mampu meningkatkan perolehan ekspor dari pengiriman matadagangan kepitung, disamping memenuhi pasaran lokal.
Komoditas kepiting, menurut Gusti Putu Nuriatha, merupakan salah satu dari sebelas jenis hasil perikanan dan kelautan yang mampu menembus pasaran ekspor, antara lain Jepang, negara-negara di Eropa dan Australia.
Secara keseluruhan ekspor hasil perikanan dan kelautan Bali memperoleh devisa sebesar 107,15 juta dolar AS, meningkat 13,28 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya bernilai 94,59 juta dolar AS.
Gusti Putu Nuriatha menambahkan, sektor perikanan dan kelautan mempunyai andil sebesar 22,80 persen terhadap total ekspor Bali secara keseluruhan yang mencapai 469,92 juta dolar AS.
Bali selain mengapalkan kepiting juga produk lainnya berupa ikan tuna yang paling menonjol senilai 88,4 juta dolar AS, ikan hias hidup sebanyak 783.474 ekor senilai 1,02 juta dolar AS, ikan kakap 402,22 ton seharga 1,82 juta dolar AS dan ikan kerapu 2.161,4 ton seharga 9,88 juta dolar AS.
Selain itu juga lobster 63,6 ton senilai 475.435 dolar AS, aneka jenis ikan lainnya 2.358,8 ton seharga 5,20 juta dolar AS dan rumput laut 376 kilogram senilai 2.080 dolar AS.
Ke depan peran sektor perikanan dan kelautan diharapkan bisa lebih besar dalam memberikan andil terhadap perolehan ekspor non migas daerah Bali, harap Gusti Putu Nuriatha.(*)