Badung (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan mahasiswa baru Universitas Udayana agar jangan pernah menyentuh narkoba di tengah peredaran barang haram tersebut yang semakin mengkhawatirkan.
"Jangan pernah pakai narkoba. Kalian belum tentu selamat dari pangsa pasar narkoba, jaga diri kalian, jauhi barang haram tersebut meskipun diberikan secara gratis. Saya mau kalian semua bisa selamat dari bahaya narkoba," kata Pastika saat memberikan motivasi pada kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Unud, di Bukit Jimbaran, Badung, Kamis.
Dihadapan sekitar 2.600 mahasiswa baru universitas tertua di Bali tersebut, Pastika memaparkan upaya memerangi narkoba yang seharusnya dimulai dari diri sendiri dan selanjutnya ditularkan kepada anggota kelurga atau orang terdekat yang lain.
Menurut dia, berbagai upaya yang telah dilakukan pihak kepolisisan, BNN , serta pihak terkait lainnya mengatasi masalah narkoba tidak akan berarti jika tidak adanya kesadaran dari diri sendiri untuk memerangi narkoba.
Orang nomor satu di Bali ini juga merinci tentang bahaya yang akan ditimbulkan dari penggunaan narkoba, selain akan menguras harta benda mengingat harga barang haram tersebut yang mahal, jalannya proses belajar juga akan terhambat.
Selain itu penggunaan narkoba juga menjadi sarana penyebaran penyakit berbahaya seperti HIV AIDS . Puluhan nyawa setiap harinya melayang sia-sia akibat penggunaan narkoba baik karena overdosis maupun karena penyakit lainnya akibat narkoba seperti HIV dan AIDS.
Pastika juga meminta peran serta dari para dosen agar mengawasi mahasiswanya selama berada di kampus. "Jadilah kalian insan kampus yang unggul, mandiri dan berbudaya," ucapnya.
Dalam acara tersebut juga diisi dengan sesi tanya jawab dengan para mahasiswa dengan menghadirkan Wakil Dekan 1 Bidang Akademik Fakultas Hukum Universitas Udayana Dr Gede Made Suardanas ebagai moderator.
Salah satu pertanyaan datang dari Edi Permana, mahasiswa dari Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya yang mempertanyakan mengapa pengguna narkoba direhabilitasi dan bukan dipenjara.
Mengggapi hal tersebut, Gubernur Pastika yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BNN ini menjelaskan bahwa para pengguna narkoba tersebut hanyalah korban bukanlah pelaku , sehingga tidak dipenjara.
Dengan dipenjara mereka tidak akan bertobat, tetapi bahkan bertambah parah, mengingat sampai saat ini penjara yang ada belum mampu berfungsi sebagai lembaga pemasyarakatan. Mungkin ada yang keluar lebih baik tetapi persentasenya sangat kecil.
Ada juga Krisna seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi yang mengingatkan rekan-rekannya akan bahaya merokok, menurutnya dalam kasus tertentu kecanduan rokok juga berpeluang untuk menimbulkan kasus narkoba.
Oleh karena itu, Pastika kembali mengimbau para mahasiswa untuk tidak merokok, selain merokok akan membahayakan kesehatan diri sendiri, rokok juga akan membahayakan kesehatan orang-orang yang berada di sekitar perokok dan rokok merupakan gerbang penggunaan narikoba.
"Hidup itu pilihan, jangan pernah bangga melakukan hal-hal yang tidak baik, lakukanlah hal-hal yang baik dan bermanfaat. Rokok itu pintu gerbang narkoba, narkoba adalah pintu gerbang neraka, maka hindarilah," katanya.
Dalam acara yang juga dihadiri Rektor Unud Prof Dr Ketut Suastika, para guru besar, dosen serta civitas akademika di lingkungan Universitas Udayana tersebut juga dilakukan penyematan pin dari Barisan Anti Narkotika Indonesia (BANNI) oleh Gubernur Bali kepada Rektor Unud, perwakilan dekan serta perwakilan para mahasiswa.
Kegiatan PKKMB UNUD juga diisi dengan pemaparan materi oleh Rektor Unud dengan mengangkat tema "Tujuan dan Strategi Pembelajaran di Perguruan Tinggi" serta pemaparan dari para wakil rektor. (WDY)