Denpasar (Antara Bali) - I Ketut Budiana (60), seniman terkemuka kelahiran Padangtegal, Ubud, Kabupaten Gianyar, akan menggelar pameran tunggal di Bentara Budaya Bali (BBB), Desa Ketewel, Gianyar, mulai 28 Januari mendatang.
"Pameran yang akan berlangsung selama dua pekan itu menampilkan 60 karya terbaik, sekaligus merayakan hari ulang tahun saya yang ke-60," kata Ketut Budiana di sela-sela mempersiapkan pamerannya di Ubud, Rabu.
Ia mengatakan, karya seni di atas kanvas yang disuguhkan itu sebagian merupakan karya-karya terbaru, sebagian sisanya merupakan hasil seleksi dari kumpulan lukisan yang digarap hampir selama sepuluh tahun.
Karya tersebut dibuat dari tiga jenis bahan kertas yang yang diolah dan dirancang sedemikian rupa kemudian ditempel pada kanvas, sehingga menjadi karya yang unik, bermutu dan menarik dalam kemasan seni budaya Bali.
Budiana yang sukses menggelar pameran di sejumlah negara itu berkreativitas di atas kanvas menggunakan olahan kertas khusus dari Jepang, kertas khusus dari Eropa dan bahan buatan sendiri dari pelapah pisang.
"Kertas-kertas itu diolah sedemikian rupa menjadi bahan untuk menghasilkan sebuah karya seni, yang kini banyak menjadi koleksi museum di Jepang," ujarnya.
John Catau, pengamat masalah seni dan budaya Bali asal Prancis menilai, sosok Ketut Budiana mampu membuat karya yang mencerminkan wakil dari hakekat ketimuran modern.
Ini artinya, kata Catau, karya seni yang diangkat dari tradisi Bali ke atas kanvas oleh Budiana, telah melampaui batas hingga menjadi renungan filsafati modern.
Menurut dia, Budiana adalah salah seorang dari sekian banyak seniman asal Pulau Dewata yang mempu meneruskan tradisi seni religius Bali.
Sebagai penerus tradisi religius Bali, pria berbakat ini juga mampu membuat patung untuk dekorasi pura, termasuk membidani lahirnya perangkat upakara pengabenan (pembakaran jenazah), seperti lembu, bade dan lain-lain.(*)