Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan Rumah Sakit Bali Mandara milik pemprov setempat yang dirancang berstandar internasional, saat ini pembangunan fisiknya sudah mencapai 85 persen.
"Pembangunan fisiknya selesai sekitar Oktober 2016, dan harapan kami pada Hari Jadi Provinsi Bali tahun depan sudah bisa `dilaunching` atau diluncurkan," kata Suarjaya usai mengikuti apel Hari Jadi Provinsi Bali ke-58, di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, untuk pengadaan alat kesehatan, pengadaan tenaga medis, direksi, maupun penataan ruangan operasi, ICU, dan UGD, saat ini masih dalam tahap perencanaan.
Jika pembangunan fisiknya telah dialokasikan Rp200 miliar, tambah dia, Pemprov Bali mengalokasikan anggaran sebesar Rp300 miliar untuk pengadaan alat kesehatan, interior, sarana teknologi informasi, ruang operasi modern, peralatan kantor, pengadaan dapur, dan sarana "laundry" di RS Bali Mandara.
"Sekitar Rp70 miliar dialokasikan melalui APBD Perubahan 2016 dan sisanya Rp230 miliar pada APBD Induk 2017," ujarnya sembari menyebutkan semua alat kesehatan dipersiapkan yang terbaik karena berstandar internasional.
RS tersebut sebagai rumah sakit daerah yang bertipe B, kata dia, nantinya akan melayani semua jenis penyakit. Oleh karena itu akan disiapkan tenaga kesehatan dari semua disiplin ilmu.
"RS Bali Mandara ke depan mengarah pada badan layanan umum, tetapi tentu saja untuk SDM-nya karena RS pemerintah, yang pertama tentu saja dari unsur PNS. Kami juga menerima pindahan PNS lainnya, sisanya baru tenaga kontrak," ujar Suarjaya.
Sedangkan SDM yang diperlukan untuk RS tersebut, lanjut dia, nantinya sekitar 700 orang. Hal ini menyesuaikan dengan tipe rumah sakit dan jumlah tempat tidur yang disiapkan sebanyak 200 unit.
"Standar perawat misalnya harus 1:1 yakni 200 perawat, bidan minimal 25 orang, dokter umum 25, dokter spesialis 50 dan berbagai tenaga lainnya sehingga total sekitar 700 orang untuk tahap awal," katanya.
Perekrutan SDM RS Bali Mandara akan ditangani oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Bali, sementara pihaknya fokus untuk perencanaan alat kesehatan. (WDY)