Jakarta (Antara Bali) - Bank Indonesia meminta pemerintah meningkatkan
penyerapan anggaran dan membalikkan tren penurunan yang terjadi pada
beberapa tahun sebelumnya, agar kebijakan pemangkasan anggaran 2016 yang
sudah dua kali dilakukan tidak berdampak signifikan kepada pertumbuhan
ekonomi.
"Kalau absorbtion (penyerapan) bisa 90-95 persen, pengaruh
dari pemangkasan tidak akan banyak ke pertumbuhan," kata Deputi Gubernur
Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Jakarta, Senin.
Tren pada tahun anggaran sebelumnya, menurut Perry, realisasi
belanja pemerintah sebesar 80-85 persen. Sedangkan realisasi pertumbuhan
ekonomi pada 2015 sebesar 4,8 persen.
Pada semester II 2016 ini, pemerintah akan memangkas kembali belanja
negara sebesar Rp133,8 triliun dari pagu belanja kementerian/lembaga
dan transfer ke daerah, dengan keyakinan target pertumbuhan ekonomi 5,2
persen dapat tercapai. Saat pengajuan APBN-Perubahan 2016, pemerintah
juga mengusulkan pemangkasan anggaran sebesar Rp50 triliun.
Perry mengatakan BI masih memandang optimistis target pertumbuhan
pemerintah di 5,2 persen dapat tercapai. Salah satu faktornya adalah
realisasi pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2016 yang melebihi
ekspekstasi yakni mencapai sebesar 5,18 persen.
Kemudian pada triwulan III, kata Perry, investasi swasta akan
semakin menggeliat dan daya beli masyarakat akan terkerek naik. Bank
Sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III sebesar 5,2
persen.
Gubernur BI Agus Martowardojo meminta pemangkasan anggaran dilakukan
secara cermat dan koordinatif agar tidak memperlambat realisasi program
prioritas pemerintah, termasuk program pembangunan infrastruktur.
Pasalnya, pemangkasan anggaran infrastruktur dan prioritas lainnya dikhawatirkan mengganggu pertumbuhan ekonomi.
Agus pada kesempatan sebelumnya juga mengatakan bahwa pemotongan
belanja sebesar Rp133,8 triliun bukanlah penyesuaian postur fiskal yang
sederhana. Berkaca pada pembahasan Rancangan APBN-P 2016 yang disahkan
Juni 2016, usulan pemerintah untuk mengurangi anggaran sebesar Rp50
triliun saat itu tidak berjalan mulus.
"Realisasi (pemotongan) anggarannya kan jadinya tidak Rp50 triliun, jadi perlu koordinasi yang baik," kata dia.
Dengan pemangkasan anggaran tersebut, Agus memprediksi pertumbuhan
ekonomi tahun 2016 masih bisa mencapai 5,1 persen. Proyeksi pertumbuhan
itu belum termasuk kontribusi dari kebijakan amnesti pajak. (WDY)
BI: Tingkatkan Penyerapan Anggaran sebagai Kompensasi Pemangkasan
Senin, 8 Agustus 2016 16:01 WIB