Denpasar (Antara Bali) - Dinas Pendapatan Provinsi Bali menggunakan strategi sapu bersih, antara lain dengan mendatangi rumah wajib pajak untuk memaksimalkan pendapatan daerah dari pajak kendaraan bermotor pada triwulan III/2016.
"Kami pikir strategi yang dilakukan selama ini sudah cukup bagus, tinggal pendalaman strategi dan pemetaan wajib pajaknya harus sapu bersih," kata Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Bali I Made Santha, di Denpasar, Selasa.
Untuk mendukung strategi sapu bersih itu, lanjut dia, setiap kecamatan harus dipegang oleh sekian orang yang bertugas di Unit Pelaksana Teknis Samsat.
"Kami mendesain per kecamatan, kemudian bila ada petugas di setiap desa, baru menyasar kantong-kantong wajib pajak," ujar mantan asisten III Pemprov Bali itu.
Santha mengemukakan, selama ini untuk menjaring para wajib pajak, pihaknya telah menggunakan strategi "door to door", razia gabungan, samsat keliling, dan Samdes Beryadnya.
"Target besarnya memang diperolehan PKB karena kalau untuk BBNKB (bea balik nama kendaraan bermotor), khususnya BBNKB 1 itu sangat tergantung dari kemampuan masyarakat membeli kendaraan baru," ucapnya.
Sebelumnya ditargetkan pendapatan dari PKB dan BBNKB hingga triwulan II/2016 dapat mencapai 45 persen dari besaran target dalam setahun.
Menurut Santha, untuk realisasi PKB hingga triwulan II sudah melampaui target karena sudah tercapai 45,54 persen dari target dalam setahun sebesar Rp1,1 triliun. Dengan kata lain realisasi PKB sebesar Rp500,94 miliar.
Sementara untuk realisasi BBNKB hingga triwulan II belum bisa memenuhi target karena realisasinya 36 persen. Sedangkan dalam setahun ditargetkan pendapatan dari BBNKB sebesar Rp1,35 triliun.
"Artinya realisasi BBNKB masih minus sembilan persen dari target yang ditetapkan atau baru terealisasi Rp486 miliar," ucap Santha. (WDY)