Denpasar (Antara Bali) - Bali memiliki kearifikan lokal dalam mewujudkan pertanian organik sehingga mempunyai peluang besar untuk merealisasikan hal, meskipun membutuhkan waktu yang cukup panjang.
"Pencanangan Bali sebagai pertanian organik sejak delapan tahun lalu diperkirakan masih membutuhkan waktu untuk menyadarkan semua pihak sekitar 20 tahun lagi," kata Direktur Utama PT Karya Pak Oles, Gede Ngurah Wididana di Sanur, Minggu.
Ia mengatakan hal itu seusai tampil sebagai pembicara pada Seminar Internasional berkaitan Pertemuan Internasional membahas berbagai perkembangan dan hambatan penerapan teknologi organik untuk Efektive Microorganisme 4 (EM4) yang melibatkan sekitar 100 peserta utusan 17 negara dari 25 negara anggota di Kawasan Asia Pasifik.
Oleh sebab itu pemerintah perlu memperbanyak proyek-proyek percontohan pertanian organik, sehingga petani dapat dengan mudah meniru untuk menerapkan dalam bidang pertanian yang ditekuninya.
"Dalam mewujudkan pertanian organik itu tidak cukup hanya dengan seribu teori, namun praktek nyata yang bisa disaksikan langsung oleh masyarakat, khususnya petani," ujarnya.
Ngurah Wididana menambahkan, kearifan lokal tersebut antara lain kesadaran masyarakat untuk melaksanakan "Tri Hita Karana" yakni hubungan yang harmonis dan serasi sesama manusia, manusia dan lingkungan dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Kesadaran masyarakat yang demikian itu memberikan dampak positif terhadap kelestarian lingkungan, khususnya dalam menerapkan pertanian organik.
Gede Ngurah Wididana menambahkan, pihaknya sebagai perintis pengembangan EM4 di Bali dan di Indonesia sejak tahun 1990 atau 26 tahun yang silam dengan belajar dari Jepang.
Ia memproduksi EM4 untuk mendukung pengembangan pertanian yang ramah lingkungan menyangkut bidang peternakan, perikanan, perkebunan, tanaman pangan, disamping untuk pengolahan limbah dan peturasan (WC).
EM4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan berasal dari alam Indonesia yang bermanfaat bagi kesuburan tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman serta ramah lingkungan.
EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri atas bakteri lakrat, bakteri fotosentetik, ragi dan jamur mengurai selulose untuk memfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanah.
Telologi EM pertama kali ditemukan oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang yang kini diterapkan secara meluas di berbagai negara di belahan dunia.
Berbagai jenis produksi EM4 tersebut dapat diterapkan untuk pemupukan ramah lingkungan dengan menggunakan pupuk organik, membasmi hama tanaman secara ramah lingkungan dangan menghindari penggunaan pestisida yang mengandung zat kimia.
Gaya hidup herbal
Ngurah Wididana menilai, gaya hidup herbal kini perlu dimasyarakatkan untuk dipraktekkan kembali penerapan pengobatan timur dengan filosofi kesehatan yakni "Gunakanlah makanan untuk memelihara kesehatan. Hanya makanan yang sehat bisa menyebabkan tubuh manusia jadi sehat.
Salah satu produk PT Karya Pak Oles yang belakangan ini mencuat ke permukaan adalah loloh dan klorofil. Loloh adalah ekstrak daun herbal yang dilarutkan bersama air. Cara membuat loloh adalah dengan menumbuk, membelender atau meremas daun herbal dengan air, kemudian disaring agar mudah diminum.
Untuk meningkatkan rasa loloh yang sepat terkadang pahit sesuai dengan bahan herbal yang digunakan, loloh dicampur dengan asam, gula, garam, jeruk nipis, atau jus buah segar.
Loloh adalah minuman herbal segar dari hasil kreativitas ilmu pengobatan masyarakat Bali sebagai keunggulan lokal (lokal genius) yang sangat berharga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran masyarakat Pulau Dewata.
Dengan semakin majunya ilmu kesehatan alternatif dan herbal, serta semakin cepatnya perkembangan teknologi informasi, loloh semakin diingat manfaatnya dan dibuktikan khasiatnya oleh generasi muda dan masyarakat secara keseluruhan akan pentingnya herbal dan pengobatan herbal untuk menjaga kesehatan, mempercepat penyembuhan dan mempertahankan kebugaran.
Dengan minum loloh bagi masyarakat sekarang sudah menjadi gaya hidup. Kenapa loloh bisa menyembuhkan penyakit, menyegarkan badan dan menjaga kesehatan tubh adalah karena di dalam loloh terdapat klorofil, yaitu zat hijau daun, yang berasal dari ekstrak daun herbal, ujar Ngurah Wididana. (WDY)
Bali Miliki Kearifikan Lokal Wujudkan Pertanian Organik
Minggu, 24 Juli 2016 20:05 WIB