Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar menampilkan dua komponis muda untuk mengkreasi sejumlah komposisi sebagai respon atas tema utama "A Tribute to Lotring" yang digelar, Minggu (24/7).
Kedua komponis muda tersebut terdiri atas I Putu Adi Septa Suweca Putra dari Ubud, Kabupaten Gianyar dan I Putu Gede Sukaryana dari Kabupaten Tabanan," kata staf BBB yang menata acara tersebut Juwitta Lasut di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, kedua seniman andal tersbut akan mempresentasikan komposisi terkini mereka. Keduanya sempat mengenyam pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Mereka seperti seniman Bali umumnya, sesungguhnya sejak usia dini telah mengalami proses cipta dan pendalaman seni gamelan di banjar-banjar atau sekaa-sekaa (komunitas/grup).
Kali ini mereka tampil bersama sekaa masing-masing, yaitu Gamelan Nata Svara (komponis I Putu Adi Septa Suweca Putra) dan Gamelan Ceraken (komponis I Putu Gede Sukaryana).
"Komponis Kini" merupakan acara berkala setiap bulan dengan pilihan tajuk "A Tribute to Lotring" sebagai penghargaan dan penghormatan mendalam kepada maestro gamelan yang karya-karyanya terbilang immortal.
Lotring adalah sebuah fenomena, seorang seniman pelopor yang memberi sentuhan personal pada keberadaan seni gamelan Bali.
Musik bagi warga asal Banjar Tegal, Kuta kelahiran 1887 itu, bukan semata-mata sebuah persembahan untuk memaknai upacara atau ritua-ritual tertentu, melainkan juga sebuah proses penciptaan dan penemuan diri yang menandai hadirnya kemodernan pada masa itu.
Sebagai kurator program tersebut adalah tiga komposer yang sudah sekian lama menekuni dunia new gamelan terdiri atas Wayan Gde Yudane, Wayan Sudirana dan Dewa Alit.
Menurut Wayan Sudirana, para komponis muda yang tampil dalam setiap seri program itu telah melalui proses kurasi dan seleksi karya. Dua komposer terpilih Komponis Kini #2kali ini, I Putu Adi Septa Suweca Putra dan I Putu Gede Sukaryana, telah mengalami proses cipta yang panjang, kerap diundang mempresentasikan karya-karya atau mendukung pertunjukan terpilih di berbagai kota di dunia antara lain Malaysia, San Fransisco dan New York.
Komposisi yang diciptakan I Putu Gede Sukaryana misalnya, mengandung keunikan dan kekhasan tersendiri karena kemampuannya menyerap unsur-unsur musikal India dan mengolahnya menjadi ekspresi yang mempribadi, semisal unsur musik tabla.
I Putu Gede Sukaryana lahir pada tahun 1987, adalah seorang musisi dan komposer dari desa Beraban di Kabupaten Tabanan. Seperti kebanyakan musisi Bali dengan pelatihan Konservatorium, kompetensinya dalam gamelan Bali dimulai pada umur 15 tahun. Sebagai anggota dari kelompok seni (sanggar) Ceraken.
Ia terlibat dalam berbagai proses karya-karya baru yang bersama komposer lokal maupun internasional. Selain menekuni gamelan Bali, juga mempelajari musik global, khususnya India Hindustani, Carnatic dan seni musik Barat. (WDY)