Negara (Antara Bali) - Nelayan di Kabupaten Jembrana yang mendapatkan bantuan Keramba Jaring Apung (KJA) terkendala modal, sehingga tidak bisa melakukan budiaya dengan maksimal.
"Karena kami kehabisan modal, terpaksa ikan kerapu yang kami pelihara harus dipanen lebih awal. Padahal beratnya belum ideal, sehingga harganya juga rendah," kata Ketua Kelompok Nelayan Harmoni Ketut Subanda, di Desa Sumbersari, Kecamatan Melaya, Minggu.
Ia mengatakan, kelompoknya menerima bantuan KJA pada tahun 2015 dan memelihara 2000 ekor bibit kerapu berbagai jenis dengan harga Rp15 juta.
Dari bibit yang ditebar dalam keramba tersebut, menurutnya, 800 ekor diantaranya mati dengan berbagai sebab seperti telat memilahnya, sehingga tersisa 1200 ekor.
"Dari pembelian bibit hingga pemeliharaan kami sudah menghabiskan modal Rp30 juta. Karena dipanen lebih awal, dari penjualan kami perkirakan hanya mendapatkan Rp31 juta. Dengan kerja selama enam bulan, untung Rp1 juta dibagi untuk seluruh anggota kelompok jelas rugi," ujarnya.
Ia mengatakan, idealnya kerapu dipanen saat beratnya mencapai 0,7 kilogram setiap ekor, namun karena sudah tidak memiliki modal, terpaksa pihaknya memanen meski beratnya baru mencapai 0,3 kilogram hingga 0,5 kilogram.
Keluhan yang sama juga disampaikan Ketua Kelompok Nelayan Bintang Timur Slamet Heriyanto, yang mengaku, dari tiga unit keramba jaring apung yang diterimanya, baru satu diisi induk ikan baronang, karena kelompoknya tidak memiliki modal untuk membeli bibit.
Kelompok nelayan ini berharap, pemerintah bisa membantu permodalan, meskipun dalam bentuk pinjaman yang bisa mereka kembalikan dengan pola mencicil menurut hasil panen.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan Dan Kehutanan Jembrana I Made Dwi Maharimbawa mengatakan, pihaknya sudah mendengar keluhan nelayan penerima KJA tersebut, dan sedang mengkaji untuk memberikan bantuan yang tepat.
Salah satu pola bantuan yang akan diberikan, menurutnya, pemerintah membantu kelompok nelayan ini dalam bentuk fisik, bukan modal berupa uang.(GBI)
Nelayan Penerima Keramba Apung Terkendala Modal
Minggu, 17 Juli 2016 18:08 WIB