Denpasar (Antara Bali) - Pengusaha perbankan di Bali, baik swasta, pemerintah, maupun bank asing, hingga triwulan pertama 2016, menghimpunan dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp75,5 triliun.
"Pertumbuhan DKP tersebut hanya sekitar 4,93 persen (yoy), atau mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 7,09 persen (yoy)," kata Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati di Denpasar, Kamis.
Dalam Laporan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Bali, dia menjelaskan bahwa perlambatan DPK terjadi di semua jenis dan yang terdalam pada jenis deposito. Perlambatan tersebut disebabkan oleh upaya perbankan mendukung tercapainya suku bunga single digit.
Perbankan cenderung melepas deposito (dengan share sebesar 36,81 persen) yang memiliki bunga tinggi, perlambatan pertumbuhan deposito dari sebesar 7,36 persen (yoy) pada Triwulan IV 2015 menjadi 4,23 persen (yoy) Triwulan I 2016 atau tercatat sebesar Rp 27,8 triliun.
Perlambatan pertumbuhan DPK yang terjadi pada semua kelompok bank, pertumbuhan terdalam terjadi pada kelompok asing dan campuran yang mengalami kontraksi sebesar -6,49 persen (yoy) pada triwulan laporan.
Sementara itu, kredit yang disalurkan pembankan di Bali hingga Triwulan I 2016 tercatat Rp63 triliun, atau jumlahnya jauh lebih rendah daripada dana yang dihimpun dari masyarakat sehingga perbankan di daerah ini mengalami surplus yang bisa dipakai membantu daerah lainnya.
Namun, penyaluran kredit bank umum untuk memperlancar pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah ini 3 bulan awal 2016 mengalami perlambatan sebesar 8,81 persen (yoy), atau lebih rendah daripada Triwulan IV 2015 sebesar 9,87 persen (yoy).
Berdasarkan jenis penggunaan, "share" kredit modal kerja masih menjadi yang terbesar 38,71 persen dari total kredit, yakni tercatat sebesar Rp24,4 triliun atau tumbuh sebesar 6,43 persen (yoy) sedikit lebih rendah daripada triwulan sebelumnya yang mencapai 7,72 persen (yoy).
Sementara itu, kredit investasi Triwulan I 2016 mencapai 22,9 persen dari total kredit sebesar Rp14,4 triliun atau tumbuh sebesar 6,01 persen (yoy). Pertumbuhan itu lebih rendah daripada Triwulan IV 2015 yang tumbuh sebesar 8,83 persen (yoy). (WDY)