Jakarta (Antara Bali) - Pemerintah Indonesia menolak
pernyataan yang disampaikan Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh
Sogavare yang mengatakan bahwa Indonesia berpartisipasi dalam
"Melanesian Spearhead Group" (MSG) hanya untuk melindungi kepentingan
sendiri.
"Kami tegas menolak pernyataan Perdana Menteri Kepulauan Solomon
Manasseh Sogavare yang muncul di situs Kantor Sekretariat Pers Perdana
Menteri (Solomon) pada 17 Mei 2016," kata Direktur Jenderal Asia Pasifik
dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Desra Percaya dalam keterangan
pers di Jakarta, Sabtu.
PM Kepulauan Solomon pada situs tersebut mengatakan, "Pemberian
status keanggotaan penuh untuk Gerakan Serikat Pembebasan Papua Barat
(ULMWP) di Melanesian Spearhead Group (MSG) dapat dibenarkan karena
Indonesia pun telah berusaha mendapat status keanggotaan dalam kelompok
regional ini hanya untuk melindungi kepentingan sendiri, daripada
terlibat dalam dialog tentang isu-isu serius hak asasi manusia di Papua
Barat".
Menanggapi pernyataan PM Sogavare, Duta Besar Desra Percaya menilai
bahwa pernyataan itu jelas melanggar prinsip-prinsip dasar kedaulatan
dan non-interferensi, sebagaimana tercantum dalam Persetujuan
Pembentukan MSG pada 2007.
Desra mengatakan, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga,
menghormati hak asasi manusia merupakan prinsip penting bagi Indonesia.
Untuk
alasan itu, menurut dia, Indonesia telah meratifikasi delapan dari
sembilan instrumen utama hak asasi manusia PBB dan bekerja sama dalam
berbagai mekanisme HAM.
"Dalam hal ini, Indonesia menyambut baik dan siap untuk berbagi
pengalaman tentang promosi dan perlindungan HAM dengan banyak negara,
termasuk Kepulauan Solomon. Dengan demikian, Indonesia selalu menyambut
partisipasi Kepulauan Solomon di Forum Demokrasi Bali," ujar dia.
Selain itu, Desra mengatakan, Indonesia telah lama berkomitmen untuk
mengatasi masalah HAM, antara lain dengan mendirikan kantor perwakilan
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Papua.
Komnas
HAM, baik di tingkat nasional dan regional, sekarang ini terus bekerja
untuk mengatasi kasus dugaan pelanggaran HAM di Papua.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa sebagai bagian dari kawasan
Pasifik, Indonesia mengembangkan kemitraan dengan beberapa negara kunci
di kawasan itu untuk memastikan hubungan bilateral yang kuat dan
produktif.
Selain itu, Indonesia telah ikut aktif dalam berbagai kelompok
regional, seperti Dewan Kerjasama Ekonomi Pasifik (PECC) sejak 1980;
Kelompok Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) sejak 1989. Sama halnya
dengan Indonesia juga aktif di Forum Kepulauan Pasifik (PIF) sejak 2001
dan Forum Pengembangan Kepulauan Pasifik (PIDF) sejak 2014.
"Suatu hal yang lamur (tidak melihat dengan jelas) bagi Perdana
Menteri Sogavare untuk berspekulasi bahwa agenda Indonesia di Pasifik,
apalagi dalam MSG, semata-mata didorong isu Papua," kata Desra
menegaskan.
Dia menambahkan, Indonesia tetap berkomitmen untuk berkontribusi
dalam MSG, memperluas hubungan antara pemerintah, komunitas, dan
masyarakat di kawasan tersebut.
Indonesia juga berkomitmen memperkuat kerja sama dan mengatasi
tantangan-tantangan bersama, memperdalam hubungan ekonomi dan kerja sama
pembangunan untuk kesejahteraan masa depan bangsa di wilayah MSG.
"Fakta-fakta ini memang harus membangunkan Perdana Menteri Sogavare
untuk memahami dengan jelas realitas dan kebenaran," ujar Duta Besar
Desra. (WDY)
Indonesia Tolak Pernyataan Perdana Menteri Kepulauan Solomon
Sabtu, 21 Mei 2016 20:09 WIB