Denpasar (Antara Bali) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) berupaya mencari solusi untuk memangkas sejumlah hambatan investasi pariwisata guna mendukung target 20 juta wisatawan mancanegara tahun 2019 melalui rapat kerja nasional di Bali, 20-23 April 2016.
"Untuk mewujudkan target itu banyak tantangan dan hambatan, karena itu perlu perbaikan. Kami akan berkontribusi mewujudkan target tersebut melalui rakernas ini," kata Sekretaris PHRI Bali Perry Markus di Denpasar, Senin.
Menurut dia, nantinya dalam rakernas tersebut akan menghasilkan deklarasi yang diharapkan memberikan rekomendasi kepada pemangku kepentingan dalam memangkas hambatan pariwisata selama ini.
Dia mengharapkan agar semua pihak berjalan seirama dalam menjawab tema besar dari rakernas tahun ini yakni "Wujudkan target 20 juta wisman tahun 2019" mengingat masih banyak hambatan berupa regulasi yang dinilai merugikan pariwisata.
Perry mencontohkan selama ini izin genset dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja namun saat ini perizinan itu juga harus dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Hal tersebut membuat bingung pelaku usaha pariwisata dan merumitkan kinerja sektor perhotelan dan restoran.
Belum lagi regulasi lain yang berbelit dan panjang sehingga dikhawatirkan menghambat target tersebut.
Pihaknya mendukung keputusan Presiden Joko Widodo yang mencabut sekitar 3.000 peraturan daerah (perda) yang dinilai menghambat investasi.
Hambatan-hambatan yang berkaitan dengan dunia pariwisata akan dibahas dalam beberapa tema yang nantinya diisi oleh sejumlah narasumber yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya.
Tidak hanya dari pelaku pariwisata melainkan pula bidang lain yang bersentuhan dengan pariwisata seperti pajak dan keamanan.
Untuk itu sejumlah petinggi negara dijadwalkan menghadiri rakernas tersebut di antaranya Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Tito Karnavian.
Selain tema memangkas hambatan pariwisata, rakernas tahun ini juga akan diisi dengan diskusi berbagi pengalaman dari pemilik industri perhotelan berdasarkan klasifikasi hotel berbintang dan nonbintang serta industri restoran dan bisnis waralaba restoran internasional dan lokal.
Pengembangan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pariwisata juga turut diangkat dalam tema bahasan yang dijadwalkan dihadiri Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.
Strategi pemasaran berkaitan dengan pariwisata juga tidak ketinggalan dibahas dalam rakernas tahun ini. (WDY)