Nusa Dua (Antara Bali) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menyatakan bahwa pihaknya saat ini fokus menggarap pada 10 destinasi wisata baru yang diharapkan mendongkrak kunjungan pariwisata Indonesia.
"Sekarang kami ubah strateginya, kami fokus hanya ke wilayah baru," katanya ditemui usai menjadi pembicara dalam seminar yang digelar serangkaian Rapat Kerja Nasional I PHRI di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Kamis.
Menurut dia, setiap tahun pemerintah menganggarkan dana pariwisata ke 60 hingga 80 lokasi.
"Namun, tidak ada dampaknya. Hanya Bali yang menonjol," ujarnya.
Dengan fokus 10 pengembangan destinasi baru itu, pemerintah dapat lebih terkonsentrasi menganggarkan dana untuk membangun akses jalan, infrastruktur, hingga pelabuhan marina.
"Terjadi percepatan di 10 destinasi itu," ujar Ramli.
Sebanyak 10 destinasi prioritas yang digenjot pengembangan pariwisatanya adalah Borobudur, Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), dan Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur).
Berikutnya, Kepulauan Seribu (Jakarta), Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara), dan Tanjung Klayang (Belitung).
Sementara itu, Ketua Umum PHRI Hariyadi B.S. Sukamdani mendukung pemerintah mengembangkan 10 destinasi baru tersebut.
"Pengembangan destinasi dan atraksi wisata menjadi satu mata rantai yang tidak terpisahkan dalam usaha hotel dan restoran," ucapnya.
Ia mengharapkan agar pemerintah menyinergikan seluruh kegiatan pariwisata atau "calender of event" dalam satu kegiatan yang intensif.
Atraksi wisata yang terangkum dalam "calender of event" tersebut, menurut Hariyadi, sangat penting untuk menarik minat wisatawan mancanegara dan juga wisatawan nusantara untuk melakukan perjalanan wisata ke seluruh wilayah Indonesia.
"Dengan demikian, dampak promosi oleh Pemerintah memiliki dampak yang efektif dan tepat sasaran," katanya.
Hariyadi meminta jajaran PHRI agar segera membuat kegiatan pariwisata di daerahnya masing-masing dan menyusunnya dalam "calender of event" tersebut.
Dukungan juga datang dari maskapai penerbangan, salah satunya Citilink dengan disepakatinya kerja sama paket pariwisata dengan PHRI.
President and CEO Citilink Albert Burhan mengatakan bahwa pihaknya mendukung pengembangan 10 destinasi wisata baru itu asalkan infrastruktur mendukung.
Mengingat masih ada beberapa destinasi yang belum siap didarati pesawat berbadan lebar sejenis airbus.
"Ada empat dari 10 destinasi itu yang belum bisa didarati airbus, di antaranya Morotai dan Tanjung Lesung," katanya.
Ia menyatakan bahwa dukungan tersebut merupakan tugas bersama memajukan pariwisata Indonesia.(WDY)