Denpasar (Antara Bali) - Kota Denpasar, Provinsi Bali, kini memiliki galeri keramik peninggalan dinasti Tiongkok kuno antara lain porselen antik dari dinasti Song, Yuan, Ming, dan Qing.
Pemilik galeri Ida Bagus Mayun di Denpasar, Kamis mengatakan, keberadaan galeri itu sebagai upaya mendukung kemajuan pariwisata sekaligus bukti sejarah tali-temali hubungan Indonesia dan Tiongkok pada masa lalu hingga kini.
"Keramik Tiongkok kuno yang berasal dari abad ke IX-XVIII memiliki ragam bentuk, desain, lukisan, pahatan simbol alam dan gambar para dewa yang menjaga alam dengan pesan-pesannya yang unik dan misterius," katanya yang didampingi keponakannya Ida Bagus Alit Wiratmaja.
Ida Bagus Mayun yang selama 35 tahun berprofesi sebagai pramuwisata sudah bepergian ke banyak tempat baik di dalam dan di luar negeri, sehingga kesempatan itu digunakannya untuk mengisi hobinya mengumpulkan puluhan keramik kuno dari berbagai daerah di Indonesia, terutama dari Pulau Jawa dan Sumatera.
Keramik tersebut dulu dianggap barang mewah dan sekarang dinilai harta karun dari Tiongkok itu banyak dibawa dari negerinya dengan kapal-kapal kayu yang akhirnya tenggelam di laut Selat Malaka, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan, sehingga hingga kini masih banyak tersimpan di dasar laut.
Menurut dia, keramik Tiongkok dulunya banyak disimpan di kerajaan-kerajaan termasuk Mataram kuno, selanjutnya beberapa tokoh Indonesia seperti mendiang Soekarno, Adam Malik, dan Joop Ave banyak memiliki keramik Tiongkok, demikian juga para tokoh kaya Indonesia keturunan Tiongkok hingga kini banyak yang tertarik mengoleksinya.
"Awalnya sejak masih muda kami iseng-iseng sekedar mengisi hobi untuk mencari atau membeli keramik Tiongkok kuno untuk koleksi pribadi, karena keramik yang memiliki daya tarik dan nilai-nilai budaya serta spiritual yang sangat tinggi sangat mudah dipajang tidak menggunakan banyak ruangan," ujar Mayun.
Ia mengaku setiap mendapatkan tambahan barang keramik selalu meletakkan di ruangan yang cocok, bahkan sempat ditumpuk di ruangan rumah tinggal.
Namun lama kelamaan tanpa disadari jumlah barang semakin banyak ragam dan jenisnya.
Seiring perjalanan waktu, menurut Mayun, belum lama ini dikunjungi keponakan, Bagus Alit Wiratmaja, mantan Direksi dan Kabiro LKBN Antara Bali serta terakhir Komisaris RRI.
Setelah berbincang bincang sebentar akhirnya muncul gagasan untuk membuat galeri keramik dari koleksi pribadi dengan memanfaatkan dua ruangan di rumah tinggal Jalan Veteran 65 Denpasar.
"Galeri Keramik ini akhirnya tercium media dan mempublikasikannya, sehingga Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra berkenan akan meresmikan Sabtu (16/4). Acara peresmian juga rencananya akan dihadiri Konjen Tiongkok untuk wilayah Bali, NTT dan NTB di Denpasar Hu Yinquan," ujarnya.
Alit Wiratmaja menyatakan, galeri keramik milik pamannya itu bernama Galeri Seni Satrya yang sebagian besar isinya beraneka macam keramik dan ada juga beberapa barang barang peninggalan Tiongkok yang lainnya.
"Diharapkan kreativitas paman Mayun dengan hobinya mengoleksi keramik dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi para `sameton` (saudara) Bali sekaligus sumbangan berharga bagi Kota Denpasar dalam menyemarakkan kegiatan budaya di Denpasar," katanya. (WDY)