Tabanan (Antara Bali) - Museum Seni Keramik Tanteri yang dibangun di Pejaten, Kediri, Kabupaten Tabanan diharapkan bisa menjadi rujukan bagi pengembangan industri keramik di Bali maupun daerah lainnya di Indonesia.
"Museum yang sejak lama saya rintis diharapkan bisa menjadi wahana pembelajaran sekaligus tolak ukur pengembangan seni keramik," kata pemilik museum bersebut I Putu Oka Mahendra di Tabanan, Senin.
Tokoh masyarakat yang juga mantan anggota DPRD Tabanan itu mewujudkan obsesi membangun sebuah museum yang khusus mengoleksi berbagai model keramik yang pernah diproduksi leluhurnya. Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya yang meresmikan museum tersebut Sabtu (23/5) memberikan apresiasi terhadap gagasan hingga terwujudnya pembangunan sebuah museum keramik.
Kehadiran museum itu diharapkan bisa menjadi alternatif bagi para wisatawan untuk singgah ke Desa Pejaten yang lokasinya hanya dua kilometer utara objek wisata Tanah Lot yang selama ini ramai dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri.
Oka Mahendra menuturkan, keinginan mendirikan museum keramik tersebut sebenarnya sejak lama semasa ayahnya masih menjabat sebagai kepala desa 1980-1990. "Oleh sebab itu museum yang dapat diwujudikan diberi nama Tranteri, itu adalah nama ayah saya yang mempunyai gagasan, namun baru sekarang dapat diwujudkan," ujar Oka Mahendra.
"Kerajinan keramik, gerabah dan jenis lainnya berbahan baku tanah liat memang begitu identik dengan Desa Pejaten, sebab jenis kerajinan itu telah menopang kehidupan masyarakat setempat," ujar Oka Mahendra.
Desa Pejaten, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan tahun 1970-an merupakan desa yang tandus, lahan pertanian tidak memadai, satu-satunya kerajinan gerabah yang menopang kehidupan masyarakat setempat. Gerabah hasil sentuhan masyarakat setempat kemudian ditukar dengan beras atau sandang lainnya oleh masyarakat tetangga desa, sehingga masyarakat bertahan hidup.
Dalam perkembangannya sekitar tahun 1985, industri keramik dan gerabah semakin berkembang, diiringi dengan memanfaatkan teknologi maju yakni teknik pemanasan dengan temperatur tinggi seorang wisatawan Belanda. Dengan teknik tersebut keramik dan gerabah yang dihasilkan masyarakat setempat mempunyai mutu yang baik, sehingga usaha industri skala rumah tangga itu berkembang pesat.
Dengan adanya Museum Keramik Pejaten, wisatawan akan dapat menyaksikan berbagai jenis keramik hasil produksi perajin setempat, sekaligus menyaksikan proses pembuatan keramik dari tahap pengolahan bahan baku tanah liat, pembuatan,hingga proses akhir. (WDY)