Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat belajar mengenai pelayanan publik di Pemkot Denpasar, karena kota tersebut kategori heterogen, dan dihuni beragam suku dan agama.
"Kedatangan kami ke sini (Denpasar) ingin secara dekat pengetahui pelayanan publik, terutama dalam pelayanan konflik sosial," kata Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah saat bertatap muka dengan Sekda Pemkot Denpasar Anak Agung Rai Iswara di Denpasar, Rabu.
Menurut Mahyeldi Ansharullah, sistem pelayanan publik Pemerintah Kota Denpasar terkenal sangat bagus. Terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
"Untuk itu kami rombongan Pemerintah Kota Padang ingin belajar sistem pelayanan publik terutama dibidang menangani konflik sosial agar menciptakan suasana warga masyarakat yang harmonis," ujarnya.
Sekda Kota Denpasar Rai Iswara mengatakan mengapresiasi kedatangan dari Pemerintah Kota Padang yang mau mengetahui secara langsung pelayanan publik diterapkan di Denpasar.
Menurut dia, Kota Denpasar mempunyai luas wilayah 12.778 hektare dengan jumlah penduduk sebanyak 833.900 orang dan kepadatan penduduk sebanyak 6.176 orang. Maka dari itu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Pemerintah Kota Denpasar berlandaskan slogan "Sewaka Dharma" atau melayani adalah kewajiban.
Dikatakan, Pemkot Denpasar juga memiliki visi kota kreatif berwawasan budaya dalam keseimbangan menuju keharmonisan. Artinya meski zaman semakin modern dengan berbagai teknologi namun masyarakat Kota Denpasar tidak meninggalkan kebudayaan yang sudah ada sejak dahulu. Karena dalam budaya itu melekat etika dan moral. Selain itu proses pembangunan di Kota Denpasar juga berlandasan pada kebudayaan Bali.
Rai Iswara lebih lanjut mengatakan pemerintah juga memiliki misi untuk menguatkan jati diri masyarakat berlandasan budaya Bali. Memberdayakan masyarakat berlandaskan kearifan lokal melalui budaya kreatif. Untuk menciptakan masyarakat kreatif Pemerintah Kota Denpasar menggelar berbagai kegiatan, salah satunya adalah "Denpasar Festival" digelar secara rutin pada minggu terakhir bulan Desember.
Dalam kegiatan tersebut semua kreatifitas dan kerajinan masyarakat Kota Denpasar bisa dipamerkan. Selain itu Pemkot Denpasar juga tidak meninggalkan modernisasi dengan menggelar "Sanur Village Festival".
Sedangkan untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan menangkal konflik di Kota Denpasar, Rai Iswara mengatakan selalu bersandaran pada ajaran agama dan masyarakat selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan tuhan, sesama manusia dan lingkungan.
"Konsep `Tri Hita Karana` (hubungan keharmonisan yakni manusia dengan Tuhan, lingkungan dan manusia dengan manusia) terus dijaga dan dilestarikan. Sehingga perbedaan agama dan suku di Denpasar menjadi sebuah keragaman yang damai dan harmonis," katanya. (WDY)