Denpasar (Antara Bali) - Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali hingga saat ini masih memverifikasi gabungan kelompok tani calon penerima program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) untuk 2016.
"Sekarang masih sedang proses verifikasi. Apalagi ada perintah dari Bapak Gubernur agar verifikasi diperketat supaya bantuan program jangan sampai salah sasaran," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, di Denpasar, Rabu.
Tahun ini direncanakan akan dibentuk 100 unit Simantri melalui APBD Induk, dan Dinas Pertanian juga berniat untuk mengajukan tambahan 50 Simantri melalui APBD Bali Perubahan 2016.
"Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mengejar target terbentuknya 1.000 unit Simantri hingga 2018. Dengan semakin banyak terbentuknya Simantri, selain dapat meningkatkan kesejahteraan petani, sekaligus mendukung upaya Bali menjadi Pulau Organik," ucapnya.
Program unggulan Pemprov Bali yang sudah diluncurkan sejak 2009 itu, hingga akhir 2015 sudah berhasil terbentuk 549 Simantri yang tersebar di sembilan kabupaten/kota.
Wisnuardhana menambahkan, untuk tahun ini verifikasi calon penerima Simantri diperketat itu terkait pula dengan persyaratan harus melengkapi surat keterangan terdaftar (SKT).
"Kelompok peternak maupun petani calon penerima harus sudah dikukuhkan dulu, dan ada surat keterangan dari kelihan (dusun), kepala desa, camat, barulah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang membidangi," ucapnya sembari menyebutkan proposal yang disampaikan oleh kelompok tani, juga harus diverifikasi ke lapangan.
Tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, anggaran setiap unit Simantri masih sama Rp225 juta. Demikian juga Simantri masih sama dibagi menjadi tiga tipe yakni tipe A, B, dan C untuk mengatasi kendala lahan dari petani.
Wisnuardhana mengatakan Simantri tipe A itu adalah Simantri seperti pada umumnya yakni luasan lahan tujuh are, letak lahan tidak terlalu jauh dari permukiman penduduk dan ada sumber mata air. Sedangkan tipe B untuk mewadahi kelompok tani yang tidak mampu menyiapkan lahan representatif, misalnya lahan luasnya kurang dari tujuh are, topografinya miring, sehingga kandang sapi bisa dipecah dalam posisi berdekatan.
Sedangkan Simantri tipe C itu apabila posisi unit Simantri jauh dari permukiman, tidak ada sumber air, dan sumber pakan. Dengan demikian jumlah ternaknya dikurangi dan dilengkapi dengan bangunan konservasi air. (WDY)
Distan Bali Verifikasi Calon Penerima Program "Simantri"
Rabu, 16 Maret 2016 13:33 WIB