Tabanan (Antara Bali) - Sebanyak 45 orang pecalang atau petugas keamanan adat dikerahkan untuk mengawal pawai ogoh-ogoh (boneka raksasa) di Desa Beraban, yang tidak jauh dari objek wisata Tanah Lot, Tabanan, Bali, agar arus lalu lintas tetap lancar dan tertib.
"Untuk malam `pangerupukan` saat ini, kami mengerahkan 45 pecalang dari 15 banjar adat untuk memantau jalannya pawai ogoh-ogoh," kata Ketua Pecalang Desa Pakraman Beraban, Wayan Sukir, di Tabanan, Selasa malam.
Dalam mengamankan iring-iringan atau parade ogoh-ogoh di Desa Beraban, Tabanan, itu pecalang yang dikerahkan dengan kekuatan penuh berasal dari Banjar Adat Ulun Desa, Gegelang, Batan Buah Kaja, Batan Buah Kelod.
Kemudian, dari Banjar Adat Beraban, Batu Gaing kaja, Batu Gaing Kelod, Enjung Pura, Dukuh, Nyanyi, Sanjuwana, Kebon, Pasti.
"Pengamanan pawai ogoh-ogoh ini juga dibantu Babinsa dan Babinkamtibnas. Dari total 45 pecalang yang diturunkan 15 banjar, masing-masing banjar menurunkan 3 orang pecalang," katanya.
Ia menjelaskan, sejauh ini belum ada kemacetan di ruas jalan utama Desa Beraban menuju objek wisata Tanah Lot dan desa adat sekitarnya, karena muda-mudi yang melakukan arak-arakan atau pawai ogoh-ogoh itu dapat tertib.
Pantauan Antara, dalam pengamanan arus lalu lintas di sepanjang jalan utama menuju Tanah Lot, anggota pecalang yang bertugas juga tampak mengimbau masyarakat yang juga turun menyaksikan parade ogoh-ogoh tersebut untuk memarkirkan kendaraannya dengan tertib.
Hingga saat ini, arus lalu lintas di sepanjang jalan itu masih tampak dipadati puluhan ogoh-ogoh dan kendaraan bermotor yang melintasi kawasan tersebut.
Namun tidak sampai menimbulkan kemacetan arus lalu lintas, karena iring-iringan ogoh-ogoh berjalan dengan rapi dan tertib. (WDY)