Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kota Denpasar berkoordinasi dengan Polisi Resor Kota (Polresta) untuk pengamanan pawai "ogoh-ogoh" atau boneka raksasa pada hari pangerupukan Nyepi Tahun Baru Saka 1939.
Wakil Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara di Denpasar, Selasa mengatakan, kegiatan rapat koordinasi tersebut dalam upaya menyamakan persepsi untuk keamanan dan kenyamanan menyambut Hari Suci Nyepi pada 28 Maret 2017.
Ia mengatakan langkah cepat dari Polresta Denpasar menggelar rapat koordinasi dengan melibatkan pihak-pihak terkait serangkaian menyambut Hari Suci Nyepi tersebut.
Kemudian terkait dengan malam pengerupukan yang disertai pawai "Ogoh-Ogoh", Jaya Negara mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan "Sabha Upadesa" yang terdiri dari forum kepala desa dan lurah, forum bendesa adat dan forum pecalang dengan kebijakan Wali Kota Rai Mantra untuk melakukan pengarakan "Ogoh-Ogoh" di setiap desa pakraman, sehingga pengarakan boneka raksasa tidak hanya terpusat di Patung Catur Muka.
"Dalam hal ini kami ingin menghindari kejadian yang tidak diinginkan di masyarakat. Seperti juga ditegaskan Wali Kota Rai Mantra, bahwa pihaknya melarang keras masyarakat mengkonsumsi minuman keras pada saat pengarakan `ogoh-ogoh` serta melarang penggunaan pengeras suara atau musik modern," katanya.
Jaya Negara berharap pelaksanaan serangkaian Hari Suci Nyepi tersebut bisa berjalan dengan baik dan lancar tanpa adanya gesekan-gesekan di masyarakat.
Sementara Kapolresta Denpasar, Kombes Pol. Hadi Purnomo mengatakan dari rangkaian Hari Suci Nyepi yang dimulai 24-30 Maret bisa berjalan dengan lancar.
Karena sebelum melakukan malam pangerupukan, umat Hindu akan melaksanakan prosesi Melasti atau Makiyis ke pantai yang sudah tentunya melewati jalan-jalan umum sehingga akan menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Untuk itu berharap para polisi lalu-lintas dan Pecalang saling berkomunikasi dan berkoordinasi agar tidak mengganggu arus lalu-lintas. Kemudian pada 27 Maret juga akan ada agenda Pengerupukan dan Tawur Agung Kesanga disertai pula pengarakan pawai ogoh-ogoh di setiap lingkungan banjar atau desa, serta 28 Maret dilanjutkan dengan Hari Suci Nyepi.
"Kami akan terus berupaya agar tidak timbul adanya gesekan-gesekan yang berujung dengan kejadian yang tidak diinginkan di masyarakat. Dan kami pun akan mengantisipasi hal tersebut dengan mengadakan Operasi Cipta Kondusif sehingga tidak timbul adanya gesekan-gesekan di masyarakat," ujarnya.
Hadi Purnomo mengimbau kepada warga masyarakat yang nantinya melakukan pengarakan "ogoh-ogoh" agar pesertanya tidak mengkonsumsi minuman keras serta tidak menghidupkan musik.
"Mari kita saling menjaga bersama, sehingga tercipta rasa aman dan nyaman ketika melakukan malam pengerupukan, sehari hari Raya Nyepi," katanya. (WDY)