Singaraja (Antara Bali) - Majenis Madya Desa Pakraman (MMDP) Kabupaten Buleleng, Bali, mencatat sebanyak 861 buah ogoh-ogoh (patung raksasa) akan meramaikan acara malam "pengerupukan", sehari sebelum perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1938.
Ketua MMDP Kabupaten Buleleng, Dewa Putu Budharsa di Singaraja, Senin, memaparkan, pawai ogoh-ogoh itu akan berlangsung di 169 desa pakraman (adat) di kabupaten terluas di Pulau Dewata tersebut.
"Kami sudah melakukan pendataan melibatkan kelian banjar dan dari data yang ada paling banyak di wilayah Kota Singaraja mencapai sekitar 161 buah ogoh-ogoh," kata dia.
Menurut dia, pihaknya sudah memerintahkan kalangan kelian adat (bendesa) memantau pelaksanaan pawai dan mengimbau pawai tidak melewati batas desa, menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, Budharsa memaparkan, desa pakraman di seluruh Buleleng juga diimbau menggelar pecaruan (persembahan) dan ritual "guru piduka", ritual penghormatan kepada Dewa Surya terkait fenomena gerhana matahari.
"Kami sudah sampaikan itu (imbauan) melaksanaan ritual itu (pecaruan dan `guru piduka`) selain memang tetap fokus menjaga keamanan dan kondusivitas pada pawai ogoh-ogoh nanti," paparnya.
Dikatakan pula, MMDP sebagai otoritas tertinggi desa adat di daerah itu tetap mengimbau para pecalang selektif, ketika pengarakan ogoh-ogoh hendaknya jangan sampai para pemuda meminum minuman keras (miras).
"Sudah saya perintahkan melalui kelian desa agar memantau pemuda pengarak ogoh-ogoh, jangan sampai mereka (pengarak) sambil minum-minum itu karena akan dapat memancing perselisihan antarkelompok," ucap dia.
Selain itu, kata Budharsa, MMDP rutin berkoordinasi dengan pihak Kepolisian di daerah itu karena pada dasarnya rangkaian pengamanan Nyepi tetap dikoordinir kepolisian.
"Sesuai koordinasi yang sudah dilakukan, pada intinya kalangan pecalang desa adat siap bersinergi dengan semua pihak menjamin perayaan Nyepi tahun ini berjalan aman dan tertib," paparnya. (WDY)