Jakarta (Antara Bali) - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro
mengupayakan revisi target penerimaan pajak dalam RAPBN-P 2016 akan
bersinergi dengan rencana pengampunan pajak dan realistis sesuai dengan
kondisi perekonomian terkini.
"Kami ingin lebih realistis meski tidak disebut spesifik. Akan
tetapi, berlaku tidaknya atau suksesnya tidaknya tax amnesty akan
memengaruhi penerimaan pajak," katanya di Jakarta, Rabu (17/2).
Bambang menjelaskan kemungkinan revisi target penerimaan pajak dari
yang tercantum dalam APBN sebesar Rp1.360,1 triliun juga disebabkan oleh
perubahan asumsi harga ICP minyak serta turunnya harga komoditas.
Meskipun demikian, rencana pengampunan pajak tetap menjadi alasan
dominan dalam pengajuan RAPBN-P sehingga revisi angka penerimaan pajak
sangat tergantung pada keberhasilan pemerintah dalam mengimplementasikan
kebijakan tersebut.
"Kami minta kesabaran dalam menentukan timing yang tepat karena tax
amnesty kami jadikan pertimbangan untuk penyesuaian APBN-P. Kami tidak
penyesuaiannya menganggu asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3 persen," jelas
Bambang.
Selain itu, revisi angka penerimaan pajak juga tergantung pada
rencana pemerintah lainnya untuk mendorong jumlah wajib pajak orang
pribadi yang selama ini belum optimal dalam menyumbang penerimaan pajak.
Namun, bila pengampunan pajak tidak sepenuhnya berhasil mendorong
penerimaan dan pendapatan dari sektor migas terganggu, pemerintah juga
menyiapkan skenario pesimistis dalam revisi anggaran, yaitu melakukan
pemotongan belanja.
"Kami harus membuat penerimaan lebih tepat. Kalau lebih pesimistis
dengan tidak ada tax amnesty dan penerimaan migas, pasti ada pemotongan
belanja, bisa KL atau daerah yang tentunya bisa menganggu pertumbuhan
ekonomi," ujar mantan Plt. Kepala BKF ini.
Terkait dengan waktu yang tepat untuk pengajuan RAPBN-P ini, Bambang
tidak mengatakan secara detail. Akan tetapi, hal itu masih menunggu
selesainya pembahasan UU Pengampunan Pajak antara pemerintah dan DPR RI.
"Pengesahan UU Tax Amnesty menjadi titik kunci dalam penentuan waktu.
Pada bulan Mei ada pembicaraan pendahuluan untuk APBN 2017, mungkin
waktu yang baik untuk membicarakan ini setelah pembicaraan pendahuluan
APBN 2017," katanya. (WDY)
Menkeu Upayakan Target Pajak dalam RAPBN-P Realistis
Kamis, 18 Februari 2016 8:39 WIB