Jakarta (Antara Bali) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
mengatakan, pemerintah menargetkan seluruh wilayah di Tanah Air bebas
prostitusi pada 2019.
"Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) kabupaten/kota dan provinsi telah
diundang untuk membuat target dan hitungan teknis penanganan anjal dan
gepeng yang ditargetkan bebas pada 2017 dan prostitusi 2019," kata
Khofifah dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Saat ini terdata masih ada 168 daerah yang memiliki lokalisasi
prostitusi dan daerah paling tinggi potensi anak jalanan (anjal) dan
gelandangan pengemis (gepeng).
Lebih lanjut dia mengatakan, pemerintah telah menyiapkan beragam
program untuk penanganan bagi para wanita dari lokalisasi prostitusi di
Indonesia.
"Banyak pilihan bagi para wanita bekas dari lokalisasi prostitusi
dengan beragam pelatihan kejuruan (vocational training) di Panti Sosial
Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya, Pasar Rebo, Jakarta Timur," ujar Mensos.
Pelatihan kejuruan seperti keterampilan menjahit, membordir,
salon, serta membuat aneka kue di bawah tanggungan Kementerian Sosial
(Kemensos).
"Bagi mereka yang tidak mengambil pilihan di atas, tetap bisa
mendapatkan bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Rp3 juta per orang dan
Jaminan Hidup (Jadup) dengan indeks Rp10 ribu x 90 hari total
Rp5.050.000," jelasnya.
Selain itu, Kemensos menjalin kerja sama dengan Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) menyediakan 2.000 pekerjaan di sektor garment di
Boyolali yang dilengkapi asrama.
"Lapangan kerja tidak hanya bagi wanita bekas lokalisasi, tapi
juga bisa diperuntukan bagi para bekas Tenaga Kerja Indonesia/Wanita
(TKI/W) yang dideportasi dari negeri jiran, Malaysia," katanya.
Saat ini, di Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) ada 720
TKI/TKW yang dideportasi dari Malaysia ke Tanjung Pinang, Kepulauan
Riau, dengan rata-rata berumur 20-30 tahun.
"Kami minta pihak perusahaan bisa berkomunikasi dengan Kemensos,
terkait skil apa yang dibutuhkan, persyaratan untuk Upah Minimum Kota
(UMK) dan seterusnya," katanya. (WDY)
pemerintah Targetkan Bebas Prostitusi 2019
Rabu, 17 Februari 2016 10:10 WIB