Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia mencatat penerimaan `Visa on Arrival` (VoA) di Provinsi Bali selama tahun 2015 mencapai 75,7 juta dolar AS atau turun hampir 21 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Penurunan itu karena kebijakan bebas visa. Tahun 2016 akan semakin menurun," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, pendapatan VoA selama tahun 2014 mencapai sekitar 95,7 juta dolar AS atau meningkat sebesar 53,7 persen dengan total jumlah pembayar mencapai 3,1 juta orang.
Seiring dengan pemberlakuan bebas visa, pendapatan pada tahun 2015 pun ikut turun sebesar 20,91 persen atau hampir 21 persen dengan total jumlah pembayar mencapai 2,1 juta orang.
Meski demikian, kebijakan itu dinilainya memberikan dampak seperti pertumbuhan positif pada tenaga kerja dan sektor konsumsi atau akomodasi pariwisata.
Pemerintah memberikan bebas visa kepada 90 negara di dunia dan rencananya akan ditambah lagi sebanyak 80 negara.
Deputi Pengembangan dan Pemasaran Mancanegara Kementerian Pariwisata, I Gede Pitana ditemui di Nusa Dua, Kabupaten Badung beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa salah satu negara yang diberikan bebas visa baru itu adalah Australia.
"Sekarang sudah ada 90 negara bebas visa dan minggu depan akan diteken (ditandatangani) lagi negara baru 80 negara termasuk Australia," ucapnya.
Sehingga dengan tambahan tersebut, total ada 170 negara yang mendapatkan fasilitas bebas visa yang diharapkan mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sesuai target 20 juta tahun 2019.
"Saya optimistis 100 persen karena dukungan regulasi yang diberikan pemerintah dengan berbagai kebijakan yang menghapus batasan yang sudah ada," imbuhnya.
Sebelumnya, Australia sempat dicoret dari daftar negara baru penerima fasilitas bebas visa karena tidak bersedia memberlakukan asas resiprokal. (WDY)
Penerimaan "VoA" Bali Turun 21 Persen
Kamis, 4 Februari 2016 15:43 WIB