Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Pemimpin relawan dari World Clean Up Day Indonesia Andy Bahari menegaskan merawat dan menjaga air dari sampah adalah tanggung jawab bersama guna memastikan keberlanjutan air untuk generasi masa depan.
“Ini bukan tanggung jawab pemuda saja tapi juga para ahli, orang yang lebih tua yang juga ikut membimbing kami sehingga bisa berjalan bersama,” kata Pemimpin Nasional World Clean Up Day Indonesia Andy Bahari di sela World Water Forum Ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin.
Relawan yang kerap melakukan bersih-bersih sampah di lingkungan, salah satunya di sungai itu mengatakan sampah dan air memiliki korelasi.
Sampah yang menumpuk di sungai mencemari kualitas air tersebut sehingga berdampak kepada manusia dan lingkungan hidup karena terkontaminasi zat berbahaya.
Sebagai relawan muda yang ikut bergerak untuk lingkungan, selama dua tahun memimpin World Clean Up Day di tanah air, Andy mengajak 21 juta orang relawan Indonesia untuk peduli dengan kebersihan dari sampah.
“Indonesia menjadi negara yang punya kontribusi relawan mencapai 21 juta orang dari total 91 juta relawan secara global, ini pencapaian terbesar,” imbuhnya.
Pemuda lulusan arsitek dari salah satu universitas di Amerika Serikat itu mengatakan tantangan terbesar dalam melakukan pemberdayaan soal sampah adalah memiliki rasa tanggung jawab.
“Saya sering menjumpai, ketika bicara sampah dan air itu banyak berpikir bahwa itu bukan urusan mereka. Padahal kenyataannya kita bisa merasakan dampaknya dan itu perlu tanggung jawab kita semua,” cakapnya.
Sementara itu, dalam kesempatan sebagai tuan rumah World Water Forum (WWF) Ke-10 di Bali, ia bekerja sama dengan panitia nasional WWF untuk membuat sayembara mengubah sampah menjadi barang seni atau barang yang bernilai, agar kesadaran akan sampah dan menjaga air makin tumbuh di masyarakat.
Sebanyak 95 seniman terlibat dalam sayembara itu yang nantinya akan dipilih dua karya terbaik untuk dua dan tiga dimensi.
“Kami ingin anak muda bisa melihat sampah bisa menjadi sesuatu, dan saya percaya untuk menjadi negara maju itu bisa mengelola dan memberdayakan sampah menjadi bermanfaat bagi peradaban dan ekonomi,” imbuhnya.
Persoalan sampah terhadap keberlanjutan air menjadi salah isu di World Water Forum Ke-10 di Bali.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2022, hasil input dari 202 kabupaten kota di seluruh Indonesia menyebutkan jumlah timbunan sampah nasional mencapai 21,1 juta ton.
Dari total produksi sampah nasional tersebut, sebanyak 65.71 persen atau sekitar 13,9 juta ton dapat terkelola, sedangkan sisanya sebanyak 34,29 persen atau 7,2 juta ton belum terkelola dengan baik.
Angka itu pun baru dikumpulkan dari 202 kabupaten/kota di tanah air, sedangkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023 jumlah kabupaten/kota di Indonesia mencapai 514.*