Gianyar, Bali (ANTARA) -
Pemerintah kabupaten Gianyar melalui Dinas Kominfo mengadakan literasi digital dinas Kominfo Provinsi Bali dengan tema aparatur sipil negara (ASN) Tangkal HOAKS melalui Cek Fakta.
Melalui siaran pers yang diterima Senin di Gianyar, Kepala Dinas Kominfo Gianyar Anak Agung Gde Raka Suryadiputra mengatakan pada era digital seperti saat ini, media sosial memegang peranan penting di hampir segala lini masyarakat, kehadiran media sosial di tengah masyarakat telah memberikan manfaat yang sangat besar.
“Media sosial cukup membantu dalam menghapus jarak antar manusia, sehingga sangat efektif untuk mempersingkat waktu dalam berkomunikasi,” jelasnya.
Namun dalam penyebaran informasi di era digital melalui sosial media banyak terdapat hoaks. Hoaks adalah informasi yang tidak benar dan disengaja disebarkan untuk menipu dan memanipulasi publik.
“Hoaks dapat berupa berita, foto, video, audio, atau meme yang beredar di media sosial, aplikasi pesan instan, atau platform online lainnya,” tuturnya.
Agar terhindar dari hal tersebut, Aparatur Sipil Negara (ASN) harus dapat berperan dalam membangun suasana kondusif di media sosial, yang menjadi sarana komunikasi yang sangat dinamis. Karena itu, dalam menggunakan media sosial pegawai ASN harus menjunjung tinggi nilai dasar, kode etik dan kode perilaku ASN.
Kegiatan literasi digital dengan tema ASN Tangkal HOAKS melalui Cek Fakta ini, dilakukan guna membekali wawasan untuk mengecek fakta dengan kemampuan untuk mengenali, menyaring, dan mengecek informasi agar dapat terhindar dari sisi negatif dunia digital, di antaranya berita hoaks.
Dimana cek fakta tidak hanya berperan dalam mempopulerkan kegiatan untuk sebuah peristiwa, namun juga menegaskan adanya kesadaran kolektif semua pemeriksa fakta mengenai bahaya dari hoaks.
”Dengan bimtek literasi digital kali ini, harapannya ASN khususnya di Kabupaten Gianyar lebih bijak dalam menyebarluaskan informasi. Apakah informasi itu HOAKS atau fakta sebelum di share,” pungkas Gung Surya.
Hadir sebagai narasumber, Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik Kominfo Gianyar Ni Luh Made Astiti dan dari Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), Daniel Santoso dan Indria Trisni Puspita.
Astiti yang memaparkan materi "Peran ASN dalam Menangkal Hoaks" mengatakan bahwa literasi digital merupakan tanggung jawab individu sehingga setiap individu wajib meningkatkan kemampuan literasi digitalnya.
Ketika kita menerima kiriman video atau informasi melalui media sosial, kita perlu menahan diri untuk tidak main share dan komen. "ASN harus menjadi agen informasi benar, jangan menjadi penyebar hoaks ataupun produsen hoaks, saring sebelum menyebarkan lagi (sharing,)" ujarnya.
Dalam menangkal hoaks, Astiti menekankan agar ASN atau siapapun agar mampu memilah informasi sebelum disebarkan.
”Kita sebagai ASN harus mampu jangan mudah percaya dengan informasi yang ada, cek dulu bukti yang mendukung suatu berita, seperti tanggal, kesesuaian judul dan isi berita, situs yang membagikan atau sumber dari berita, format penulisan atau foto dan video yang ada," terang Made Astiti.
Pada kesempatan tersebut, tim Mafindo memberikan bimbingan teknis cara-cara cek fakta dengan berbagai tools/web cek fakta. Peserta terlihat antusias dengan berbagai cara-cara menarik yang dibagikan tim mafindo.
"Bapak Ibu bisa cek fakta atau cek apakah suatu informasi yang diterima benar atau salah, salah satunya bisa melalu WA chatbot 085921600500," tandas Indria Trisni Puspita.