Gianyar (Antara Bali) - Koin peduli yang berhasil dikumpulkan di wilayah Kabupaten Gianyar, Bali sebesar Rp222,53 juta diarahkan untuk membantu 287 anak berkebutuhan khusus dan penderita cerebral di daerah tersebut.
"Koin yang terkumpul dari rasa kepedulian masyarakat untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus," kata Ketua I Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten Gianyar, I Komang Lanang Rimbawan ketika menyerahkan bantuan koin peduli anak di Kecamatan Payangan Gianyar, Kamis.
Ia mengatakan dari jumlah tersebut mulai diserahkan kepada 287 anak penyandang disabilitas yang terdiri atas 45 anak penyandang cerebral palsy dan 242 anak berkebutuhan khusus yang tersebar di seluruh Kabupaten Gianyar.
Penyerahan bantuan koin dimulai dari Kecamatan Sukawati kepada dua anak berkebutuhan khusus, Kecamatan Ubud 63 anak, Kecamatan Tegallalang 28 orang anak, Kecamatan Gianyar 44 anak, Kecamatan Payangan 57 orang anak, Kecamatan Blahbatuh 34 anak dan Kecamatan Tampaksiring 19 anak.
Bantuan juga diberikan kepada anak-anak di Panti Kesayan Ikang Papa Gianyar. Untuk anak penderita cerebral masing-masing sebesar Rp 2 juta dan anak berkebutuhan khusus masing-masing Rp 200.000.
"Ini adalah bentuk tanggung jawab kami atas dana yang terkumpul pada koin peduli anak pada Juli 2015, dana ini sudah kami serahkan pada anak-anak yang berhak menerimanya," ujar Lanang Rimbawan.
Kegiatan koin peduli anak yang digagas FAD itu merupakan wujud kepedulian mereka sebagai generasi muda kepada anak-anak berkebutuhan khusus, dan kegiatan itu difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar melalui Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.
Salah seorang penerima bantuan Wayan Parmini (33 th) dari Banjar Sema Desa Melinggih Payangan, mengaku sangat bersyukur atas bantuan ini. Ibu dari Made Saras Sriyanti (6 th) penderita cerebral mengaku uang akan digunakan untuk terapi, membeli susu ataupun kebutuhan Saras lainnya.
Saras walaupun sudah berusia enam tahun tampak tidak mampu berbuat banyak dalam gendongan ibunya. Hanya sekali-kali tampak merengek, karena merasa tidak nyaman.
Menurut Wayan Parmini, putri keduanya ini waktu lahir dalam keadaan normal, pada umur tiga tahun suhu badannya mendadak tinggi dan akhinya menjadi seperti ini.
Upaya berobat maupun terapi sudah dilakukan, namun tidak membawa perubahan yang berarti.
Sementara itu, Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Gianyar, A.A Istri Sri Laksmi Paramitha Dewi mengatakan, bantuan koin ini memang dikhususkan kepada anak-anak penyandang disabilitas.
Dari 287 data anak penyandang ini belum merupakan data final, jika seandainya ditemukan lagi anak disabilitas yang belum tercatat, ia berharap masyarakat mau melaporkan ke pihaknya di BPPdan KB Gianyar.
A.A Laksmi berharap bantuan ini dapat digunakan untuk terapi dan memenuhi kebutuhan anak yang bersangkutan. (WDY)