Denpasar (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengumpulkan Rp350 juta uang lusuh yang ditukarkan masyarakat pada program peduli koin yang digelar serangkaian hari bebas kendaraan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Minggu, menjelaskan bahwa penukaran uang lusuh tersebut sebagai bagian "clean money policy".
"Kami ingin meningkatkan kelayakan uang layak edar," kata Dewi Setyowati.
Selain dalam kondisi lusuh, BI juga menerima uang kartal (kertas) yang robek, dicabut atau ditarik dari peredaran untuk ditukarkan menjadi uang yang layak edar.
Sebagai daerah pariwisata dunia, penarikan uang lusuh kembali ke bank sentral tersebut juga diharapkan menjadi bagian peningkatan citra bagi Indonesia di mata internasional dalam menjaga kedaulatan mata uang rupiah yang bersih dan layak edar.
"Kami ingin membangun citra di kalangan wisatawan mancanegara menyangkut uang rupiah yang layak edar," ucap Dewi Setyowati.
Penukaran uang lusuh tersebut juga dirangkaikan dengan penukaran uang logam mulai pecahan Rp50, Rp100, Rp200, Rp500 dan Rp1.000.
Penukaran uang lusuh dan uang logam tersebut mendapat sambutan hangat dari masyatakat yang mengantre membawa uang logam yang telah terbungkus rapi.
Lebih dari Rp50 juta uang logam berhasil dikumpulkan BI dalam penukaran tersebut.
BI, lanjut Dewi, kebutuhan uang logam di Bali cukup tinggi yakni memcapai Rp41,8 miliar tahun 2015 atau naik 30 persen jika dibandingkan tahun 2014.
Namun BI mencatat tidak ada aliran uang logam masuk bank sentral itu.
Itu artinya uang simpan lebih banyak disimpan atau tidak digunakan dalam bertransaksi sesuai dengan hasil survei pihak setempat yang menyebutkan hampir 62 persen responden mengaku menyimpan uang logam itu di rumah.
Nantinya penukaran tersebut akan diintensifkan melalui kas keliling dengan perbankan di beberapa titik dan menyasar sejumlah kabupaten/kota di Bali. (WDY)