Denpasar (Antara Bali) - Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama meminta masyarakat tetap waspada pascakejadian serangan teroris di kawasan Sarinah, Jalan HM Thamrin Jakarta Pusat pekan lalu, karena secara tidak langsung dikhawatirkan berdampak terhadap sektor pariwisata.
"Semua elemen masyarakat harus berhati-hati dan waspada pascaperistiwa serangan teroris di Jakarta Pusat tersebut. Bahkan sektor pariwisata kena juga himbasnya. Itu saya dapat informasi dari agen perjalanan wisata bahwa sedikitnya 800 orang dalam pekan ini tercatat wisatawan Jepang yang menunda kunjungannya ke Indonesia," katanya di sela menerima aksi demo sopir taksi di Gedung DPRD Bali, Kamis.
Menurut dia, kondisi ini harus segera dilakukan pemulihan dengan cara memberi rasa keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali. Salah satunya warga masyarakat agar menjaga keamanan dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian jika ada hal-hal yang mencurikan di Bali.
"Keamanan menjadi faktor paling penting dalam sektor pariwisata, karena itulah kita harus menjaga keamanan agar wisatawan tidak terpengaruh dengan kejadian di Ibu Kota Negara Jakarta," ucap mantan Bupati Tabanan dua periode ini.
Ia juga mengingkatkan kepada pelaku pariwisata dan penunjang sektor pariwisata, seperti sopir taksi harus memberi jaminan keamanan, sehingga wisatawan yang memanfaatkan jasanya merasa aman dan nyaman.
"Jadi semua elemen masyarakat, baik yang langsung bersentuhan terhadap sektor pariwisata maupun tidak harus menjaga Bali agar tetap aman," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Bali Anak Agung Gede Yuniartha mengatakan pihaknya akan mengirimkan surat kepada para pelaku pariwisata, berisi penegasan bahwa Pulau Dewata dan sekitarnya aman sehingga wisatawan tidak perlu khawatir berkunjung pascateror bom di Jakarta.
"Kami ingin memberikan kepercayaan bahwa di Bali tidak terjadi apa-apa. Saya khawatir (peristiwa di Jakarta) dimanfaatkan oleh negara pesaing, kita `dijelek-jelekin`. Jangan sampai itu terjadi," katanya.
Untuk menjamin kondisi keamanan Pulau Dewata, Pemerintah Provinsi Bali sudah bersinergi dengan Polda Bali, dan Kodam IX/Udayana.
Setiap hotel, kata Yuniartha, juga diminta untuk meningkatkan pengamanan dan penjagaan. Pihaknya mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga, agar jangan sampai terjadi tragedi bom yang ketiga kalinya di Bali.
"Berkaca dari peristiwa Bom Bali I pada 2002 dan Bom Bali II pada 2005, sangat sulit mengembalikan citra keamanan berwisata pascakejadian tersebut," katanya.
Yuniartha juga mengapresiasi penanganan yang sangat cepat oleh jajaran kepolisian terkait teror bom di Sarinah, Jakarta, pada Kamis (14/1) sehingga kejadian tersebut diharapkan tidak sampai membawa dampak negatif bagi pariwisata nasional. (WDY)