Denpasar (Antara Bali) - Komando Daerah Militer IX/Udayana mewaspadai pergerakan organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di wilayah Bali-Nusa Tenggara.
"Waspada pasti tetap. Tetap kami tingkatkan (kewaspadaan) untuk menghindari hal yang tidak diinginkan di kawasan Bali-Nusa Tenggara," kata Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Letkol (Inf) J Hotman Hutahaean, ditemui di Lapangan Markas Korem 163/Wira Satya di Denpasar, Rabu.
Kewaspadaan tersebut dilakukan karena TNI, lanjut dia, telah mengindikasi pergerakan ormas itu di kawasan Bali-Nusa Tenggara.
"Indikasi itu sudah jelas pasti ada," ujarnya.
Meski demikian, Hotman tidak memberikan detail di wilayah mana ormas tersebut terindikasi masih berjalan.
Saat ini pihaknya tengah mendalami keberadaan ormas tersebut termasuk aktivitas dari para anggota ormas yang didirikan tahun 2012 itu.
"Kami belum bisa cepat-cepat menyimpulkan. Kami dalami dan pelajari sejauh mana tentang aktivitas mereka," ucap Hotman.
Namun Hotman mengingatkan apabila aktivitas mereka terindikasi sudah melenceng dan menyesatkan, maka pihaknya akan menindaktegas bersama dengan instansi terkait lainnya.
"Kalau sudah mengarah ke ajaran menyesatkan, tentu kami akan bertindak tegas bersinergi dengan instansi terkait lainnya," katanya.
Direktorat Jenderal Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri sebelumnya pada 20 November 2012 mengeluarkan surat dengan nomor 220/3657/D/III/2012 melarang pendirian Gafatar.
Gafatar menghebohkan publik dengan berita hilangnya seorang dokter bernama Rica Tri Handayani bersama putranya sejak 30 Desember 2015. Rica diduga mengikuti organisasi Gafatar.
Rica dan putranya ditemukan pada Senin (11/1) di Bandara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalteng.
Selain Rica, beberapa orang pemuda lain di Yogyakarta juga dikabarkan menghilang dan diduga mengikuti ormas tersebut. (WDY)