Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Bali I Made Santha mengatakan pemerintah provinsi setempat telah berhasil melampaui target penerimaan pendapatan asli daerah selama 2015.
Santha, di Denpasar, Rabu mengatakan target perubahan PAD Bali 2015 yang sudah ditetapkan sebesar Rp2,988 triliun lebih, realisasinya hingga 29 Desember 2015 saja sudah menembus angka Rp3,033 triliun (101,53 persen).
Pihaknya bisa melampaui target pendapatan karena ada beberapa inovasi yang dilakukan, seperti layanan Samsat Desa Beryadnya, SMS Ibu Jari (untuk pemberitahuan kepada wajib pajak) dan samsat door to door. "Tiga model layanan itulah yang menunjang pertumbuhan pendapatan sesuai dengan target," ucapnya.
Menurut dia, sesungguhnya cukup berat memenuhi target yang sudah ditetapkan untuk 2015, di tengah situasi ekonomi nasional dan Bali yang belum menggembirakan. Tetapi harus bekerja keras untuk mencapai itu karena belanja daerah sudah disusun. "Bagaimana kalau uang tidak masuk. Saya punya tanggung jawab moral," ujarnya.
Target PAD yang tinggi, ucap Santha, karena sebelumnya forum pendapatan yang terdiri dari unsur eksekutif dan legislatif Provinsi Bali berkaca dari situasi pertumbuhan ekonomi 2014 yang cukup bagus. Namun, ternyata pada 2015 justru pertumbuhan ekonomi malah jauh dari harapan.
"Pada APBD Induk 2015, target PAD yang dibebankan Rp2,840 triliun dan lewat APBD Perubahan target dinaikkan menjadi Rp2,988 triliun," katanya.
Meskipun target PAD sudah terlewati, namun dia tidak memungkiri untuk pendapatan dari sisi pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), khususnya BBNKB 1 bagi kendaraan baru sulit untuk mencapai target.
Hingga 29 Desember 2015, realisasi BBNKB sebesar Rp1,028 triliun lebih (87,66 persen) dari target Rp1,173 triliun lebih. Pihaknya memprediksi hingga akhir 2015 sulit untuk mencapai target karena daya beli masyarakat yang menurun dan omzet penjualan kendaraan bermotor juga menurun, dengan kondisi ini terjadi hampir di seluruh Indonesia.
Ia mengemukakan, realisasi PAD hingga 29 Desember 2015 sejumlah Rp3,033 triliun lebih itu disumbang oleh empat komponen yakni sektor pajak daerah (Rp2,536 triliun lebih), retribusi daerah (Rp56,27 miliar), hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaaan daerah yang dipisahkan (Rp105,388 miliar), serta lain-lain PAD yang sah (Rp335,95 miliar lebih).
Untuk pajak daerah itu, pendapatannya bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Air Permukaan (AP), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), dan pajak rokok.
"Untuk 2016, kami merencanakan untuk berkonsentrasi pada penerimaan dari sektor air permukaan, termasuk akan mereview satuan kerja perangkat daerah (SKPD) penghasil di lingkungan Pemprov Bali," kata Santha. (WDY)
PAD Bali 2015 Sudah Lampaui Target
Rabu, 30 Desember 2015 21:20 WIB