Singaraja, Buleleng (ANTARA) - Bupati Buleleng, Bali, Putu Agus Suradnyana, meluncurkan aplikasi bernama "Pan-G Denbukit" serangkaian Upacara Peringatan HUT ke-418 Kota Singaraja di Lapangan Ngurah Rai, Buleleng, Rabu.
"Aplikasi ini bertujuan memudahkan masyarakat dalam mengurus pajak daerah sebagai bagian dari prinsip tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel," kata Agus Suradnyana.
Ia mengatakan digitalisasi sektor terwujud pada aspek pemasukan maupun penerimaan pajak daerah. Ketika transparansi diberikan, masyarakat sebagai wajib pajak menjadi lebih percaya dan yakin untuk membayar pajaknya.
"Jadi keinginan untuk bayar pajak benar-benar sesuai dengan harapan masyarakat untuk membantu penguatan pembangunan di daerah. Kan itu tujuannya. Karena sudah transparan, pasti dia akan semangat," jelasnya.
Baca juga: Bupati Klungkung luncurkan aplikasi "Pandawa Sakti"
Mengenai digitalisasi di sektor keuangan, Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini mengatakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali sudah memberikan model-model dan kemudian memberikan pelatihan untuk mencapai target digitalisasi dengan cepat.
"Ini sesuai dengan instruksi dari Presiden RI, Joko Widodo. Salah satunya adalah penggunaan 'Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)' yang juga digenjot di Kabupaten Buleleng, termasuk belanja daerah juga akan melalui digitalisasi," katanya.
Pihaknya juga mendorong para Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan QRIS di setiap transaksi. "Setiap UMKM kita, saya harapkan punya QRIS. Mengurangi pemakaian uang tunai. Itu sudah dilaksanakan," kata Agus Suradnyana.
Sementara itu, Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho yang berkesempatan hadir saat upacara menyebutkan peluncuran Pan-G Denbukit ini merupakan sebuah langkah maju untuk Kabupaten Buleleng.
Baca juga: Kapolri: Aplikasi monitoring karantina presisi bisa deteksi ABK dan wisatawan kabur
Saat ini, masyarakat Buleleng diberi kemudahan dalam mengurus dan membayar pajak daerah dan retribusi melalui digitalisasi, sehingga masyarakat lebih mudah dalam membayar pajak dan retribusi selama 24 jam. Dengan begitu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan meningkat.
"Bahkan ada semarak QRIS yang digelar Pemkab Buleleng. Setiap transaksi menggunakan QRIS akan dihitung dan yang paling banyak akan diberikan voucher belanja. Ini menjadi pemicu masyarakat untuk menggunakan QRIS," katanya.
Pihaknya menambahkan UMKM juga terus didorong untuk menggunakan QRIS. Keberadaan bank daerah juga bisa dimanfaatkan untuk permintaan QRIS. Pasar-pasar yang ada diharapkan pula untuk menggunakan QRIS.
UMKM juga harus diberikan edukasi bahwa QRIS adalah gerbang digitalisasi. Bisa menembus marketplace dengan bank dan bentuk digitalisasi lainnya. "Saya rasa Buleleng menjadi salah satu kabupaten di Bali yang sangat agresif menggencarkan penggunaan QRIS," kata Trisno Nugroho.