Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali menargetkan penurunan angka stunting atau tengkes di kabupaten ujung utara Pulau Dewata tersebut dari angka 6,2 persen pada 2023 hingga 5,2 persen pada 2024.
"Angka stunting di Kabupaten Buleleng empat menyentuh angka 11 persen pada 2022, selanjutnya dengan upaya signifikan dari semua komponen akhirnya terus menurun drastis," kata Sekretaris Daerah Buleleng Gede Suyasa pada Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting yang turut dihadiri Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dan Tim Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Buleleng bertempat di Gedung Unit IV Kantor Bupati Buleleng, Selasa.
Stunting merupakan urusan kesehatan yang esensial dan berdampak jangka panjang bagi generasi masa depan daerah.
Untuk penanganan juga perlu melibatkan banyak pihak dan banyak aspek secara berkelanjutan seperti aspek kesehatan, aspek keluarga maupun aspek perilaku, artinya intervensi perlu dilakukan secara terpadu dan butuh komitmen kuat dari semua stakeholder.
Baca juga: Bupati ungkap jumlah anak stunting di Jembrana turun
Baca juga: Bupati ungkap jumlah anak stunting di Jembrana turun
"Hari ini seluruh stakeholder kita hadirkan dengan tujuan agar dapat menyamakan persepsi, membuat rencana kerja serta rencana aksi yang lebih cepat dan terukur yang salah satu membantu peningkatan gizi," ujarnya.
Suyasa juga berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan harapan dan keyakinan bahwa buleleng mampu menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas serta berdaya saing. Sehingga target pravelensi stunting dari provinsi bisa dicapai.
"Dengan aksi nyata yang kita lakukan, salah satunya dengan memaksimalkan kehadiran bayi ke posyandu dan peningkatan gizi yang optimal, kami optimis target itu bisa dicapai," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Debby Marta Legi mengatakan melihat dari hasil Studi Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, Bali menjadi Provinsi dengan prevalensi stunting terendah di Indonesia yaitu sebesar 7,2 persen. Sedangkan, di Buleleng juga telah menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan penurunan prevalensi stunting signifikan sejak 2022 lalu.
Baca juga: PAUD Tabanan berikan bantuan makanan tambahan untuk cegah stunting
Pihaknya menekankan untuk dapat mencapai ini, harus diupayakan dengan maksimal. Pemerintah daerah harus mampu memprioritaskan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan cakupan pelayanan.
Adapun cakupan pelayanan diharapkan menyasar kelompok sasaran percepatan penurunan stunting yang meliputi sasaran super prioritas adalah ibu hamil dan anak usia 0-24 bulan/bawah dua tahun (Baduta) dan sasaran prioritas adalah calon pengantin.
Oleh sebab itu, dalam penyelenggaraan percepatan penurunan stunting dibutuhkan pendekatan intervensi yang komprehensif melalui program SIDAK (Seleksi, Dampingi dan Aksi) .
Dia mengharapkan kepada seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Buleleng harus selalu bergerak cepat dan terus meningkatkan koordinasi dan pemantauan kepada seluruh OPD, lintas sektor terkait serta pemangku kepentingan dalam pelaksanaan program kegiatan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Buleleng.