Mataram(Antara Bali) - Wakil Presiden M. Jusuf Kalla (JK) menegaskan,
pemerintah berkomitmen untuk terus memperbaiki ketimpangan perekonomian
yang merupakan salah satu tantangan yang perlu diatasi dalam era
globalisasi saat ini.
"Salah satu negara yang paling timpang adalah negeri kita. Saya
berjanji untuk memperbaiki kondisi ini secara bersama-sama," kata Wapres
Kalla dalam acara Muktamar VI dan Milad ke-25 Ikatan Cendekiawan Muslim
Indonesia (ICMI) yang digelar di Universitas Mataram, Nusa Tenggara
Barat (NTB), Sabtu.
Lembaga keuangan multilateral Bank Dunia (World Bank) telah
melakukan kajian terkait ketimpangan di sejumlah negara di dunia,
termasuk Indonesia.
Menurut Wapres Kalla, mengatasi ketimpangan saat ini merupakan
tantangan yang besar, antara lain karena berdasarkan kajian laporan Bank
Dunia ada satu persen keluarga Indonesia bisa sampai menguasai hingga
50,3 persen kekayaan bangsa.
Dengan demikian, Wapres menilai, maka 99 persen keluarga Indoneesia
lainnya harus berbagi dari 50 persen kekayaan nasional lainnya,
sedangkan sesuatu hal yang tidak seimbang harus diperbaiki oleh seluruh
lapisan.
"Kita bicara tentang keadilan agar kondisi ke depan tidak terganggu.
Bangsa ini harus meningkatkan tingkat keadilannya secara bersama-sama,"
katanya.
Wapres juga mengingatkan bahwa Gini rasio yang memperhitungkan
tingkat ketimpangan ekonomi secara nasional sekira 0,41 namun Gini rasio
di perkotaan diperkirakan dapat mencapai 0,43 atau berarti lebih besar
terjadi ketimpangan di kawasan perkotaan dibandingkan pedesaan.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat, tingkat
ketimpangan ekonomi antarpenduduk atau Gini rasio Indonesia hingga
Desember 2015 sudah turun ke 0,408 dari 0,413 sejak data terakhir di
2014 atau sesuai dengan target di APBN-Perubahan 2015. (WDY)
Pemerintah Berkomitmen Perbaiki Ketimpangan Perekonomian
Sabtu, 12 Desember 2015 18:57 WIB