Singaraja (Antara Bali) - Sejumlah tokoh di Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Kamis menggelar rapat khusus untuk menyikapi adanya penduduk pendatang yang menetap di desa itu, namun tidak masuk menjadi anggota adat.
"Kelian" atau Kepala Adat Desa Lemukih Jro Nyarik Gede Widarta mengatakan, rapat tersebut digelar terkait dengan permintaan jaminan keamanan sejumlah desa atas keberadaan warga mereka di desanya.
"Untuk itu, kami tawarkan warga luar untuk masuk adat di Desa Lemukih dengan memenuhi kewajiban administrasinya, seperti membayar 'penanjung batu' atau iuran pangkal untuk menjadi anggota masyarakat adat dan dibayar sekali saja saat bergabung," ujar Widarta.
Sebelumnya, terdapat sejumlah warga yang dikeluarkan dari adat setelah permasalahan sengketa tanah yang berlangsung antara kubu adat dengan masyarakat pemegang sertifikat atas sejumlah lahan yang diklaim milik adat Lemukih.
Dari keterangan Widarta, terdapat 65 kepala keluarga yang tercatat sebagai warga pendatang bukan asal Desa Lemukih yang tinggalnya tersebar di lima dusun, masing-masing Dusun Lemaya, Dusun Buah Banjah, Dusun Nyuh, Dusun Nangka, dan Dusun Desa.
Dari total jumlah pendatang tersebut, ada 16 kepala keluarga yang belum menjadi anggota adat serta bermasalah terkait dengan konflik sengketa tanah dan belakangan ini menimbulkan sejumlah aksi pembakaran rumah.
"Dari 16 KK, hanya tujuh yang memegang sertifikat, sementara sisanya hanya ikut-ikutan terkait adanya hubungan kedekatan keluarga," ujarnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung dengan seluruh tokoh, baik dinas maupun adat Desa Lemukih, muncul sejumlah permasalahan terkait besarnya uang "penanjung batu" yang harus disetorkan.
Berdasarkan adat di Desa Lemukih, uang "penanjung batu" yang harus disetorkan sejumlah Rp550 ribu dinilai sulit untuk dipenuhi.
"Tapi kami sudah berikan kebijaksanaan serta kelonggaran agar uang tersebut bisa dicicil pembayaranya melalui Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Lemukih," kata Widarta.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Sawan Nyoman Astasemadi menyambut baik hasil pertemuan yang dilangsungkan para tokoh adat Desa Lemukih dan mengharap dengan itu bisa mengembalikan kondisi keamanan di kawasan konflik tersebut.(*)