Tabanan (Antara Bali) – Warga Desa Belatungan di Kecamatan Pupuanmenggelar Deklarasi Open Defecation Free (ODF) atau gerakan stop buang airbesar sembarangan, Sabtu (21/11).
Deklarasi yang digelar di kawasan perbatasan Pupuan danKabupaten Tabanan ini digelar serangkaian Hari Kesehatan Nasional Ke-51 danperingatan HUT Kota Tabanan Ke-522.
Desa Belatungan sendiri merupakan tempat kedua pelaksanaan deklarasiyang menjadi bagian dari program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi BerbasisMasyarakat (Pamsimas) setelah Desa Munduk Temu. Sehingga di Kecamatan Pupuan,sudah ada dua desa yang siap melakukan gerakan ini.
Deklarasi yang dilakukan warga Desa Belatungan tersebutdisaksikan langsung oleh Penjabat Bupati Tabanan I Wayan Sugiada, SekdaKabupaten Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa, Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr INyoman Suratmika, dan fasilitator dari Kementerian Kesehatan RI.
Penjabat Bupati Sugiada mengungkapkan rasa bangganya dengankesiapan Desa Belatungan menggelar deklarasi ini. Dengan kesiapan tersebut, diaberharap program ini mampu meningkatkan derajat derajat kesehatan masyarakat.
“Gerakan atau program ini penting dan harus ditanamkansebagai perilaku masyarakat kita. Bila terealisasi dan berkesinambungan,gerakan ini merupakan langkah besar menanggulangi penyakit berbasis lingkunganyang berkaitan dengan sanitasi,†ujar Penjabat Bupati Sugiada.
Dalam profil desa disebutkan latar belakang Desa Belatungansiap melakukan deklarasi ini. Pada 1992, masyarakat Desa Belatungan beberapa diantaranya terjangkit diare.
Sehingga, para ibu yang tergabung dalam kader Posyandumencari tahu penyebabnya. Hingga mereka memperoleh kesimpulan bahwa penyakititu berkaitan dengan kebiasan buang air besar tidak pada jamban.
Dari pengalaman tersebut, masyarakat sepakat untuk melakukanarisan jamban yang iurannya sebesar Rp 5 ribu. Arisan itu lambat launberkembang sehingga seluruh kepala keluarga kini memiliki jamban di setiap rumahnya.Bahkan, jamban-jamban tersebut telah diverifikasi tim dari Dinas KesehatanTabanan.
Selain itu, upaya untuk menciptakan sanitasi yang sehat jugadilakukan masyarakat setempat dengan mengupayakan adanya air denganmemanfaatkan pompa hydram.
Itu mulai berjalan sejak 1995 dan dilatari kesulitanmasyarakat memperoleh air. Karena ketinggian desa yang berada di posisi 700mdpl (meter di atas permukaan laut).
Dari sumbernya, air dipompa sampai ketinggian sekitar satuhingga dua kilometer. Ini dikerjakan tiga kelompok dengan biaya mencapai Rp 50juta secara swadaya.
Masih serangkaian dengan HUT Kota Tabanan Ke-522, kegiatandeklarasi itu juga diisi dengan bakti sosial berupa pengobatan gratis yangdilaksanakan Dinas Kesehatan Tabanan.