Deklarasi yang digelar di kawasan perbatasan Pupuan dan
Kabupaten Tabanan ini digelar serangkaian Hari Kesehatan Nasional Ke-51 dan
peringatan HUT Kota Tabanan Ke-522.
Desa Belatungan sendiri merupakan tempat kedua pelaksanaan deklarasi
yang menjadi bagian dari program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Pamsimas) setelah Desa Munduk Temu. Sehingga di Kecamatan Pupuan,
sudah ada dua desa yang siap melakukan gerakan ini.
Deklarasi yang dilakukan warga Desa Belatungan tersebut
disaksikan langsung oleh Penjabat Bupati Tabanan I Wayan Sugiada, Sekda
Kabupaten Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa, Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr I
Nyoman Suratmika, dan fasilitator dari Kementerian Kesehatan RI.
Penjabat Bupati Sugiada mengungkapkan rasa bangganya dengan
kesiapan Desa Belatungan menggelar deklarasi ini. Dengan kesiapan tersebut, dia
berharap program ini mampu meningkatkan derajat derajat kesehatan masyarakat.
“Gerakan atau program ini penting dan harus ditanamkan
sebagai perilaku masyarakat kita. Bila terealisasi dan berkesinambungan,
gerakan ini merupakan langkah besar menanggulangi penyakit berbasis lingkungan
yang berkaitan dengan sanitasi,†ujar Penjabat Bupati Sugiada.
Dalam profil desa disebutkan latar belakang Desa Belatungan
siap melakukan deklarasi ini. Pada 1992, masyarakat Desa Belatungan beberapa di
antaranya terjangkit diare.
Sehingga, para ibu yang tergabung dalam kader Posyandu
mencari tahu penyebabnya. Hingga mereka memperoleh kesimpulan bahwa penyakit
itu berkaitan dengan kebiasan buang air besar tidak pada jamban.
Dari pengalaman tersebut, masyarakat sepakat untuk melakukan
arisan jamban yang iurannya sebesar Rp 5 ribu. Arisan itu lambat laun
berkembang sehingga seluruh kepala keluarga kini memiliki jamban di setiap rumahnya.
Bahkan, jamban-jamban tersebut telah diverifikasi tim dari Dinas Kesehatan
Tabanan.
Selain itu, upaya untuk menciptakan sanitasi yang sehat juga
dilakukan masyarakat setempat dengan mengupayakan adanya air dengan
memanfaatkan pompa hydram.
Itu mulai berjalan sejak 1995 dan dilatari kesulitan
masyarakat memperoleh air. Karena ketinggian desa yang berada di posisi 700
mdpl (meter di atas permukaan laut).
Dari sumbernya, air dipompa sampai ketinggian sekitar satu
hingga dua kilometer. Ini dikerjakan tiga kelompok dengan biaya mencapai Rp 50
juta secara swadaya.
Masih serangkaian dengan HUT Kota Tabanan Ke-522, kegiatan
deklarasi itu juga diisi dengan bakti sosial berupa pengobatan gratis yang
dilaksanakan Dinas Kesehatan Tabanan.