Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kilang
Trans Pacific Petroleum Indotama (TPPI) yang dibangun pada 1995 mampu
menjadi instrumen untuk menekan jumlah impor premium hingga 36 persen.
Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo berkunjung ke
TPPI di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Rabu, untuk memastikan bahwa TPPI
telah beroperasi dengan baik, demikian rilis yang disampaikan Tim
Komunikasi Presiden.
Presiden mengakui TPPI beberapa kali mengalami masalah sehingga
tidak dapat beroperasi secara baik untuk menopang kebutuhan energi dalam
negeri.
Presiden Jokowi yang meninjau kawasan TPPI mengatakan pada 2006 TPPI
memulai operasi dengan bahan baku kondensat yang berasal dari
Pertamina.
"Kemudian ada masalah lagi karena tidak bisa membayar sehingga
menjadi masalah hukum yang sudah berlangsung empat tahun dan berhenti
beroperasi," ucap Presiden.
Saat mengetahui TPPI didera masalah hukum, Presiden menyampaikan
saat itu, agar masalah hukum diselesaikan di wilayah hukum. "Di wilayah
ekonomi dan bisnis harus jalan. Target kemarin, Oktober harus dimulai,"
ujar Presiden.
Untuk itulah, pada Rabu 11 November 2015, ia kembali meninjau TPPI tersebut.
"Saya cek di sini, meski baru 70 persen tapi sudah dimulai. Dan
Insya Allah pada akhir tahun mencapai 100 persen," ucap Presiden.
Dengan beroperasinya TPPI, lanjut Presiden, impor untuk premium dapat berkurang hingga 19 persen.
Tapi, jika proses di TPPI Tuban digabungkan dengan proses RFCC Cilacap akan menurunkan impor premium hingga 29 persen.
Bahkan pada Desember 2015 penghematan impor akan mencapai 36 persen.
"Dan solarnya mencapai sekarang 40 persen, nantinya tidak akan ada impor pada akhir tahun," tutur Presiden.
Proses-proses produksi premium, solar LPG dan HOMC 92 (dikenal
sebagai Pertamax 92) yang akan dikerjakan di komplek TPPI Tuban ini dan
ke arah depannya komplek ini akan menjadi Komplek Industri Petrokimia di
Indonesia.
"Sebuah keputusan politik yang tadi diputuskan di dalam rapat dan
kita harapkan nantinya, turunan-turunan dari proses produksi di sini
semuanya akan dihasilkan di komplek industri petrokimia itu," ujar
Presiden.
Bahan-bahan turunan itu adalah seperti petrochemical, seperti
paraxylene, Orthoxylene, Benzene, dan Toluene yang dibutuhkan oleh
industri nasional. "Ini adalah masa depan industri dasar petrokimia di
Indonesia, jangan berhenti," tukas Presiden. (WDY)
Presiden Tegaskan TPPI Mampu Tekan Impor Premium
Rabu, 11 November 2015 16:17 WIB