Kuta (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali akan menempuh upaya "niskala" atau melaksanakan ritual keagamaan untuk mengatasi dampak abu vulkanik erupsi Gunung Barujari, Lombok, yang telah mengakibatkan penutupan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali.
Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta di sela-sela meninjau Bandara Ngurah Rai, di Kuta, Badung, Kamis mengatakan tidak menutup kemungkinan pemprov setempat akan menempuh upaya "niskala" yakni dengan melakukan persembahyangan ke Pura yang ada di sekitar Gunung Barujari tersebut.
"Seperti waktu Gunung Raung yang sampai tiga kali meletus dan menggangu penerbangan kita. Waktu itu Gubernur Pastika memerintahkan untuk melakukan persembahyangan di Pura yang ada di Gunung Raung tersebut, dan kali ini kita juga akan mengusahakan untuk melakukan hal yang sama," ucap Sudikerta.
Di sisi lain, dia juga meminta kepada pihak bandara untuk segera berkoordinasi dengan maskapai dan pihak terkait untuk menanggulangi menumpuknya penumpang sehingga mereka tidak ada yang yang terkatung-katung tanpa mendapatkan perhatian.
Sudikerta juga meminta agar segera melakukan koordinasi dengan pihak Badan Metereologi Klimatolagi dan Geofisika (BMKG) sehingga dapat dengan segera memberikan informasi terkini kondisi abu letusan anak dari Gunung Rinjani itu.
"Ini `kan faktor alam, jadi abu tersebut tidak selamanya akan berada di sana, jadi harus terus dipantau dan diinformasikan segera," ucapnya.
Dengan adanya berbagai langkah antisipasi terhadap kondisi saat ini, ia mengharapkan tidak ada penumpang yang keteteran tanpa pelayanan dan pemberitahuan lebih lanjut.
Sebelumnya Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan dengan adanya dampak abu vulkanik tersebut terhadap penerbangan di Bali, dia juga mengajak masyarakat untuk berdoa.
"Mari kita berdoa supaya anginnya tidak ke sini. Memang sulit juga mencegah karena ini faktor alam," katanya.
Hingga Kamis (5/11) siang, bandara masih ditutup sebagai dampak dari meletusnya anak Gunung Rinjani yang menyebabkan adanya abu vulkanik. Bandara itu diperkirakan baru dibuka kembali Jumat (6/11) sekitar pukul 08.45 Wita.
Akibat penutupan bandara itu, sebanyak 692 jadwal keberangkatan dan kedatangan terpaksa dibatalkan sehingga puluhan ribu calon penumpang tertahan di Bali. (WDY)