Denpasar (Antara Bali) - Pihak perbankan menyalurkan kredit di Bali berdasarkan jenis penggunaannya, sebagian besar untuk modal kerja mencapai Rp 23,76 triliun atau 39,76 persen dari total kredit sebesar Rp59,77 triliun hingga triwulan-II 2015.
"Pinjaman produktif lainnya yakni kredit investasi yang pada triwulan II 2015 mencapai Rp13,8 triliun, memiliki share sebesar 23,21 persen dari seluruh nilai kredit," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Denpasar Rabu.
Ia dalam laporan kajian ekonomi dan keuangan regional triwulan II-2015 menyebutkan, kredit investasi mampu tumbuh sebesar 16,62 persen (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan IV 2014 yang tumbuh sebesar 20,04 persen (yoy).
Penyaluran kredit bank umum pada triwulan II 2015 di daerah pariwisata Bali masih melanjutkan tren perlambatan, yang salah satu penyebab adanya peningkatan suku bunga bank, disamping imbas dari perlambatan pertumbuhan kredit secara nasional.
Dewi Setyowati menyebutkan, perlambatan pertumbuhan kredit Provinsi Bali yang sejalan dengan Kondisi tersebut diperparah dengan penurunan daya beli masyarakat seiring dengan peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif tenaga listrik beberapa waktu yang lalu.
Menyinggung masalah realisasi kredit konsumsi di daerah ini tumbuh cukup menggembirakan dari sebanyak 12,70 persen (yoy) pada triwulan I 2015 bertambah menjadi 12,73 persen (yoy) dengan nominal sebesar Rp22,13 triliun pada triwulan II 2015.
Peningkatan pertumbuhan kredit konsumsi pada triwulan II 2015 tertahan oleh penurunan daya beli masyarakat yang menahan laju konsumsinya.
Berdasarkan kategori ekonomi yang produktif, kredit yang disalurkan perbankan di Bali terkonsentrasi kepada kedua kategori yang merepresentasikan perkembangan pariwisata yakni pelaku usaha perdagangan besar dan eceran, serta penyediaan akomodasi dan makan minum.
Kredit kategori perdagangan besar dan eceran memiliki share sebesar 31,36 persen, sedikit lebih besar dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 30,99 persen. Kredit terbesar selanjutnya adalah kategori penyediaan akomodasi dan makan minum dengan share mencapai 10,77 persen.
Kredit perbankan yang disalurkan di daerah ini secara komulatif hingga triwulan II-2015 sebesar Rp59.77 triliun, angka itu jauh lebih kecil jika dibandingkan dana masyarakat yang dihimpun perbankan di daerah ini dalam periode yang sama mencapai Rp73,58 triliun. (WDY)