Tabanan (Antara Bali) - Ketua Tim Pengerak PKK Provinsi Bali Ayu Pastika meminta tim pembinaan kesejahteraan keluarga di Pulau Dewata untuk menjadi motor penggerak peduli lingkungan.
"Peran perempuan dalam wadah PKK, hendaknya menjadi motor penggerak dalam pengelolaan lingkungan karena hal tersebut bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja," kata Ayu Pastika dalam acara Percepatan Capaian Sasaran Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Melalui Mitra Strategis Peduli Lingkungan dan Bimbingan Teknis Pengolahan Sampah bagi PKK, di Tabanan, Selasa.
Menurut dia, lewat ibu yang merupakan media edukasi pertama bagi anak-anak sehingga dapat menanamkan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini.
"Penerapan pola pemilihan sampah dan pemilahan produk yang ramah terhadap lingkungan dalam kehidupan sebuah keluarga maka dapat membuat anak akan ikut terbiasa dalam menjaga lingkungannya. Jika nantinya kebiasaan dan kesadaran ini mengakar dalam diri anak-anak, maka masa depan akan tumbuh generasi yang peduli pada lingkungan," ucap istri orang nomor satu di Bali itu.
Ia menambahka, tanpa disadari oleh banyak pihak dan kalangan, perempuan mempunyai andil yang sangat besar bagi terwujudnya pola konsumsi hijau atau berwawasan lingkungan dengan memilih produk rumah tangga yang ramah lingkungan dengan melakukan pemisahan sampah organik dan anorganik.
Ayu Pastika berharap melalui 10 Program Pokok yang dimiliki oleh PKK diantaranya adalah program pelestarian lingkungan hidup yang termasuk dalam program kemasyarakatan maka warga telah ditanamkan mengenai kepedulian terhadap lingkungan hidup yang ada disekitar pemukiman warga.
"Dengan demikian, melalui dukungan dan peran aktif PKK dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan akan mampu menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik," katanya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Tabanan Wayan Sugiada menyambut baik dan memberikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut karena saat ini fenomena sampah dan tata kelolanya masih perlu dicermati serta dikaji dengan membangun komitmen bersama.
"Fenomena sampah yang kita hadapi sekarang memiliki berbagai persoalan seperti jenis dan klasifikasi sampah mulai dari sampah organik dan organik. Yang kedua tidak kalah pentingnya adalah perilaku masyarakat yang mulai berubah terhadap sampah dan lingkungan yang cenderung tidak peduli," katanya.
Sedangkan yang terakhir adalah tata kelola persampahan yang masih perlu ditanamkan kepada masyarakat.
"Ketiga fenomena sampah tersebut hendaknya menjadi perhatian bersama secara serius mulai dari dari produsen sampai pengelolaan/pengolahan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat, mencemari lingkungan dan berdapak negatif terhadap daerah tujuan wisata yang kita miliki," ujar Sugiada. (WDY)