"Gaya
hidup seperti memainkan gadget dalam ruang gelap, waktunya lama dan
jarak pandangnya dekat merupakan faktor pemicu mata minus dan silinder,"
ujar spesialis mata, dr. Yudisianil E. Kamal, SpM(K), di Jakarta,
Jumat.
Selain itu, melakukan pekerjaan yang
mengharuskan seseorang melihat dengan jarak pandang di bawah satu meter
juga bisa memicu gangguan mata ini dan bahkan mempercepat perkembangan
tingkat keparahannya.
"Sebaiknya kurangi pekerjaan yang menggunakan penglihatan di bawah 1 meter. Ini bisa mempercepat perkembangan minus," kata dia.
Yudi
menambahkan, kebiasaan membaca di ruangan sempit juga termasuk dalam
faktor risiko yang menyebabkan seseorang terkena miopi.
Sementara
itu, dr.Utami Noor Sya'baniyah, SpM, mengungkapkan, selain gaya hidup,
faktor genetika juga memainkan peran menyebabkan seseorang terkena rabun
jauh atau kelainan mata lainnya.
Bila satu
dari kedua orang tua memakai kacamata (akibat rabun jauh, dekat ataupun
silinder), maka kemungkinan anak mengalami kondisi serupa ialah 25
persen.
"Tetapi kalau kedua orang tua
sama-sama memakai kacamata, kemungkinan anak (terkena gangguan mata
seperti kedua orang tuanya) sekitar 30 persen," terang Utami. (WDY)