Singaraja (Antara Bali) - Kalangan petani cengkeh di Desa Gesing, Kabupaten Buleleng, Bali berharap pemerintah kabupaten setempat membantu menstabilkan harga cengkeh yang kini berada di kisaran Rp80.000-Rp90.000 per kilogram.
"Kami sangat resah karena harga cengkeh terus saja naik turun, padahal sebelumnya sempat stabil di kisaran Rp100 ribu," kata Nengah Wijaya, salah seorang petani cengkeh di desa setempat, Selasa.
Ia menjelaskan, keadaan tersebut sangat menyulitkan dirinya yang hanya berprofesi sebagai petani kecil, hanya menggantungkan hidup dari hasil panen cengkeh tiap tahunnya.
Ia melanjutkan, pihaknya berharap harga cengkeh fluktuatif tidak berujung anjloknya harga di pasaran. "Kami takut harganya anjlok seperti beberapa tahun yang lalu melumpuhkan perekonomian para petani," imbuhnya.
Ia mengungkapkan, selama ini mengandalkan uang hasil menjual cengkeh kering, untuk biaya makan, membiayai anak sekolah dan untuk menutupi kebutuhan yang lain," ungkapnya seraya menambahkan di desa setempat banyak kalangan warga yang bernasib sama dengan dirinya.
Lebih lanjut, Wijaya mengatakan, pihaknya berharap Pemkab mengontrol penjualan cengkeh di kalangan pegepul, karena selama ini ditengarai sebagai penyebab naik turunnya harga komoditas cengkeh di Bali.
Bukan hanya itu saja, agar ada sanksi tegas apabila memang ada permainan harga di kalangan pengepul. "Tindak tegas saja yang mainkan harga, daripada mengorbankan petani kecil seperti kami," kata dia.
Selama ini, kalangan masyarakat setempat sangat bergantung terhadap hasil panen cengkeh, bukan hanya kalangan petani, tatapi buruh petik cengkeh, jemur dan angkut.
Dikatakan, Desa Gesing berlokasi di Kecamatan Banjar, memiliki wilayah seluas 1.231,16 hektare, didominasi perkebunan cengkeh, kopi dan beberapa yang lain sekitar 1. 186,6 hektare. "Perkebunan cengkeh merupakan sektor vital menggerakan perekonomian masyarakat," imbuhnya.
Sementara itu, Dinas Perkebunan Provinsi Bali mencatat, Kabupaten Buleleng merupakan daerah yang sangat potensial bagi pengembangan komoditas cengkeh, hal ini dapat dilihat dari 15.579 hektare luas perkebunan cengkeh di Bali, sekitar 43,25 % berada di kabupaten paling Utara Pulau Dewata itu.
Dari luas areal 6.739 ha yang dimiliki, Kabupaten Buleleng menyumbang produksi cengkeh sebesar 2.449 ton atau sekitar 48,07%
dari total produksi Bali mencapai 5.094 ton tiap tahun.
Selain itu, produktivitas petani di daerah itu mencapai 394 kilogram/Ha setiap tahunnya, digarap oleh 10.798 Kepala Keluarga (KK) dan memerlukan tenaga kerja sebanyak 505.783 orang.(APP)
Petani Cengkeh Harapkan Pemkab Bantu Stabilkan Harga
Selasa, 1 September 2015 10:54 WIB