Denpasar (Antara Bali) - Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Provinsi Bali mencatat 480 koperasi di daerah ini tidak aktif karena dipengaruhi integritas kinerja pengurus dalam mencarikan solusi kredit yang macet.
"Hampir sebagian besar koperasi yang tidak aktif karena beberapa kesalahan mengurus kredit macet," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali, I Dewa Nyoman Patra, di Denpasar, Senin.
Ia menegaskan dari jumlah koperasi yang tidak aktif itu, untuk di Bali sendiri relatif lebih kecil dibandingkan provinsi lainnnya di Indonesia, yakni 10 persen dari total 4.803 koperasi yang tersebar disembilan kabupaten/kota.
Untuk jumlah koperasi terbanyak di Bali terdapat di Kabupaten Gianyar dan Denpasar. Sedangkan, koperasi yang tidak aktif terbanyak di Kabupaten Bangli dan Badung.
"Sebanyak 480 koperasi yang tidak aktif itu tidak dibubarkan, karena bukan menjadi kewenangan kami," ujarnya.
Selain itu, upaya yang dilakukan Diskop Bali agar tidak mempengaruhi koperasi yang lainnya, pihaknya mengambil langkah memanggil perwakilannya guna menyampaikan masalah yang dihadapi agar diberikan solusi.
"Permasalahnya banyak koperasi yang sudah bubar tidak disampaikan ke kami," ujarnya.
Ia mengatakan apabila pengurus profesional, kreatif, integritas moral dan mentalnya baik, maka pihaknya yakin koperasi akan berkembang dengan baik.
Selain itu, anggota juga harus memanfaatkan apa yang disediakan di koperasi. "Peran serta aktif anggota koperasi sangat penting dalam hal ini termasuk dalam permodalan," katanya.
Oleh sebab itu, ia mengharapkan koperasi yang tidak aktif agar tumbuh kembali dan apabila mengalami kendala agar melaoprkan ke Diskop Bali untuk diberikan solusi. (WDY)