Denpasar (Antara Bali) - Hasil tangkapan ikan Kelompok Nelayan Mina Sari Asih, Sanur, Denpasar Bali, Selasa, meningkat cukup signifikan karena kondisi angin laut yang mendukung untuk melaut mencari ikan.
"Hari ini (Selasa) hasil tangkapan kami mencapai 25 kilogram, padahal pekan lalu hanya 10 kilogram ikan karena faktor angin saat itu kurang mendukung," ujar Ketua Kelompok Nelayan mina Sari Asih, Ketut Sukarja di Sanur, Denpasar.
Ia menjelaskan ikan yang ditangkap rata-rata jenis kerapu, sneper, dan jangki yang dijual dengan harga berbeda per kilogramnya.
"Untuk jenis ikan kerapu sesuai ukurannya rata-rata dijual Rp70.000 per kilogram, ikan jangki Rp50.000/kg, dan sneper Rp80.000 per kilogram.
Namun, saat musim paceklik ikan, pihaknya mengakui hasil tangkapan ikan tidak mampu menutupi biaya operasional saat melaut, sehingga sering mengalami kerugian.
Ia mengakui alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan dilaut tergolong tradisional yakni menggunakan jaring insang dan pancing, dengan menggunakan kapal jukung bermesin 15 PK untuk menunjang aktivitas melaut.
"Untuk sekali melaut, kami harus membeli bahan bakar premium sebanyak Rp300 ribu dan meraup keuntungan yang tidak terlalu banyak," ujarnya.
Selain membeli bahan bakar premium, kata dia, nelayan setempat juga harus mengeluarkan biaya operasional seperti umpan untuk memancing, membeli es batu untuk mendinginkan ikan dan konsumsi selama berada di tengah laut.
Untuk memperoleh hasil tangkapan maksimal, pihaknya mengakui membutuhkan waktu satu hari berada ditengah laut. "Kalau tidak satu hari melaut hasil tangkapan tidak begitu optimal," ujarnya. (WDY)