Tabanan (Antara Bali) - Kalangan anggota DPRD Tabanan menolak rencana pembangunan proyek energi panas bumi atau geotermal di kawasan Pegunungan Bedugul, Kecamatan Baturiti.
"Kami menolak proyek tersebut, karena lokasinya berada di wilayah Kabupaten Tabanan," kata I Ketut Loka Angara, anggota DPRD Tabanan, Jumat.
Seperti diketahui setelah wacana energi panas bumi tenggelam beberapa waktu lalu, kini beberapa pihak kembali menggulirkan wacana proyek geotermal guna mendapat dukungan masyarakat.
"Kami menolak sebah yang pertama merasakan efek negatif apabila proyek direalisasikan adalah masyarakat Tabanan," kata politisi Golkar ini.
Sikap para wakil rakyat sudah jelas tetap menolak proyek tersebut karena dampak yang ditimbulkan cukup besar, tidak hanya lingkungan, namun juga sosial budaya, katanya.
Kekhawatiran masyarakat terhadap proyek pengeboran panas bumi itu sangat besar seperti halnya kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, yang kini menelantarkan ribuan masyarakat.
Karena itu, ujar dia, sebelum semuanya itu terjadi, maka dewan meminta pihak-pihak yang berkepentingan dengan proyek tersebut untuk mengurungkan niatnya guna melanjutkan proyek tersebut.
Hal tak jauh beda disampaikan anggota DPRD dari Fraksi Demokrat I Putu Oka Mahendra juga menyatakan penolakannya atas proyek geotermal.
Menurut dia, Pulau Bali sebagai pulau kecil yang tidak tepat untuk lokasi pembangunan industri pengeboran geotermal.
"Lingkungan tidak mendukung jika proyek geotermal dibangun di Bali," katanya sembari menambahkan industri yang layak dikembangkan adalah industri pariwisata.
Sebab, Bali memiliki budaya dan adat yang kuat yang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara dan domestik
"Janganlah Bali dirusak oleh pembangunan mega proyek seperti geotermal. Kalau ingin membuat geotermal, carilah tempat di luar Pulau Bali yang memiliki potensi energi panas bumi," katanya mengingatkan.(*)