Singaraja (Antara Bali) - Kondisi keamanan di Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Kamis masih mencekam, dua kubu warga yang bentrok terlihat melakukan penjagaan di beberapa titik antara Dusun Buah Banjah dan Dusun Desa.
Berdasarkan pantauan ANTARA di lokasi konflik, hingga malam hari juga masih disiagakan penjagaan menggunakan mobil patroli dari Brimob Kompi Gilimanuk.
Beberapa warga, baik dari pihak pemegang sertifikat tanah maupun pendukung desa adat, masih terlihat berkumpul dan mengawasi orang-orang yang melintas di hadapan mereka.
Konflik hingga berlanjut pembakaran 11 rumah penduduk dari kubu pemilik sertifikat tanah atas puluhan hektare lahan adat yang turun-temurun digarap warga adat, meletus sejak Selasa (5/10).
Beberapa titik yang masih terdapat kerumunan massa pendukung masing-masing kubu di antaranya di sekitar rumah yang terletak di sebelah selatan Balai Banjar Dusun Nyuh dan di depan Pura Desa Lemukih.
Sementara pada radius sekitar satu kilometer di selatan Balai Banjar Dusun Nyuh juga terlihat beberapa warga kubu pemegang sertifikat yang melakukan siaga dengan didampingi sejumlah aparat kepoisian.
Kondisi yang sama juga masih berlangsung di pertigaan sebelah selatan desa itu, tepatnya di Dusun Buah Banjah yang sebelumnya menjadi wilayah konsentrasi penyerangan dari kubu pendukung warga adat.
Beberapa warga khususnya dari kelompok pemegang sertifikat sebagian besar sudah mengosongkan rumah mereka dengan membawa barang-barang berharga serta mengungsikan anak, istri ke tempat keluarga di luar Desa Lemukih.
Seperti yang terjadi di rumah milik Nengah Budiawan yang terletak di perbatasan sebelah timur Dusun Buah Banjah dengan Dusun Nangka.
Rumahnya yang luput dari aksi pembakaran kini menjadi titik pengamanan pasukan Brimobda Polda Bali, lengkap dengan sejumlah kendaraan pengendali massa.
Menurut pengakuan Budiawan, seorang warga, rumahnya sudah kosong dan semua barang berharga diungsikan ke tempat keluarganya di kawasan Desa Suwug, Sukasada, Kabupaten Buleleng.
Sementara beberapa warga dari kubu pemegang sertifikat juga masih terlihat membawa senjata, baik senjata tajam maupun senapan angin.
Berdasarkan keterangan Ketut Minten yang menjadi ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Pakraman Lemukih, massa pihak pendukung adat masih tetap diminta untuk melakukan penjagaan secara bergantian atau ronda malam.
Kapolres Buleleng AKBP Mohamad Yudi Hartanto mengakui, pihaknya masih meminta kepada pasukan Brimob Polda Bali untuk rutin melakukan patroli keliling mengunakan kendaraan pengendali massa milik kepolisian daerah.(*)