Denpasar (Antara Bali) - Pengamat ekonomi dari Universitas Udayana Dr I Gusti Wayan Murjana Yasa menyarankan pemerintah daerah hendaknya memiliki komitmen untuk membangun desa sebagai salah satu upaya mengatasi tingginya urbanisasi.
"Khususnya di Bali ada kekeliruan yang perlu segera diselesaikan sehingga tidak terus-menerus terjadi ketimpangan antara desa dan kota," kata Murjana di Denpasar, Senin.
Ia mengemukakan, rata-rata pertumbuhan penduduk di perkotaan Bali sekitar 7 persen, sedangkan di pedesaan justru minus 3. Sedangkan untuk Kota Denpasar, pertumbuhan penduduknya cukup tinggi yakni mencapai 4 persen, di Kabupaten Badung 4,6 persen. "Ini artinya mobilitas penduduk ke perkotaan sangat tinggi," ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Murjana, solusinya mau tidak mau harus dengan membangun desa. Kalau tidak demikian, maka akan semakin sulit untuk mengerem tingginya urbanisasi. "Orang berbondong-bondong ke perkotaan itu bukan hanya mengejar lapangan pekerjaan, tetapi banyak kebutuhan yang lainnya, termasuk pendidikan. Maka dari itu, pendidikan yang bagus-bagus jangan hanya di kota tetapi harus juga diarahkan ke desa," ucapnya yang juga Ketua Ikatan Praktisi Ahli Demografi Bali itu.
Murjana menambahkan, cara membangun desa itu secara singkat dapat dimulai dengan mulai menggeliatkan pasar tradisional sebagai inti kunci pembangunan desa. "Dengan demikian kehidupan masyarakat mulai menggeliat dan menimbulkan akselerasi kebutuhan yang lain-lain. Ini yang menahan tenaga produktif di desa untuk tidak lari ke kota," katanya.
Ia mengingatkan bahwa yang lari ke kota tidak semata-mata orang yang berpendidikan tinggi, yang menengah juga ikut. Padahal di desa banyak sekali membutuhkan tenaga produktif terutama untuk akselerasi di sektor pertanian dan juga di luar bidang itu. (WDY)