London (Antara Bali) - Pemuda Indonesia Joannes Ekaprasetya Tandjung, yang
merupakan wakil dari Kementerian Luar Negeri RI, meraih penghargaan
"Faces of Australia Awards Scholarship 2015/2016" di Fakultas Hukum, The
University of Sydney.
Konsul Pensosbud KJRI Sydney Akbar
Makarti kepada Antara London, Minggu mengatakan, Joannes Tandjung
bertugas untuk tampil sebagai pembangun inspirasi studi dan karier bagi
mereka yang tertarik melanjutkan studi di Australia melalui skema
beasiswa AAS, khususnya dari kategori publik (PNS).
Sementara
Konsul Jenderal RI di Sydney, Dr Yayan G.H. Mulyana, mengatakan,
terpilihnya Joannes Ekaprasetya Tandjung, sebagai salah satu Faces of
Australia Awards Scholarship (AAS) 2015/2016 merupakan bentuk dari kerja
sama erat yang terjalin antara Indonesia dan Australia di bidang
pendidikan, khususnya kemitraan baik antara Kemlu RI serta Departemen
Luar Negeri dan Perdagangan Australia.
Sejak Juni 2013, Joannes
Tandjung memulai studinya pada program Doctor of Philosophy (PhD) di
The University of Sydney, Fakultas Hukum.
Topik tesis yang
diambil Joannes Tandjung adalah "Addressing Legal Protection of
Traditional Cultural Expression: Would a Database be an Initial Option
to protect Indonesian Batik".
Deputi Direktur AAS di Jakarta,
Michael Bracher mengatakan, AAS memandang studi Joannes Tandjung sebagai
suatu terobosan karena mengaitkan Batik Indonesia sebagai bagian
integral dari ekspresi budaya tradisional/folklor dan bagian dari
diplomasi budaya dengan sudut pandang perlindungan hukum hak kekayaan
intelektual (HKI).
Menurut Bracher, sejauh ini belum pernah
ditulis tesis Doktoral oleh seorang PNS yang mengedepankan perlindungan
Batik Indonesia. Tesis mengenai studi Batik dari perspektif hukum HKI
ini juga yang pertama kali dilakukan di Fakultas Hukum Sydney
University, ujarnya.
Beberapa pertimbangan lainnya yang
mendasari pemilihan tersebut, adalah karena Joannes Tandjung merupakan
penerima AAS dua kali, yaitu pada tahun 2005 (lulus tahun 2006 sebagai
Master for International Law dari Sydney University, Fakultas Hukum) dan
pada tahun 2012 (mulai kuliah Juni 2013 untuk PhD in Law pada
Universitas yang sama).
Joannes Tandjung merupakan penerima penghargaan Outstanding Student dalam kursus persiapan Pre-Departure AAS tahun 2012.
Sebagai
mahasiswa PhD, AAS menilai Joannes Tandjung aktif dalam
mensosialisasikan topik studinya dengan beberapa karya tulis yang
diterbitkan surat kabar The Jakarta Post dalam edisi cetak dan online.
Tiga
artikel yang dibuat Joannes Tandjung adalah "Can we protect Mega
Mendung Batik", "First Lady Diplomacy: All Eyes on Iriana" dan "Beyond
Indonesian Fashion Week".
Sebagai Faces AAS, Joannes Tandjung
bertugas untuk tampil sebagai pembangun inspirasi studi dan karir bagi
mereka yang tertarik dalam melanjutkan studi di Australia melalui skema
beasiswa AAS, khususnya dari kategori publik (PNS).
Profil
Joannes Tandjung dipublikasikan melalui penerbitan setiap katalog,
brosur dan Information CD (Recipient Video Testimonials) yang dibagikan
kepada penerima AAS tahun 2015 serta kementerian lembaga dan universitas
mitra AAS. Selain Joannes Tandjung
terdapat tiga WNI lainnya yang mewakili penerima AAS di bidang swasta, akademis dan disabled participants.
Sebelum
menjalankan karyasiswa, Joannes Tandjung bertugas sebagai Kepala Seksi
Perjanjian Perdagangan di Direktorat Perjanjian Ekososbud Ditjen Hukum
dan Perjanjian Internasional dan sebelumnya ditugaskan sebagai
Sekretaris Kedua Fungsi Ekonomi I pada Perutusan Tetap RI untuk
Perserikatan Bangsa-bangsa, WTO dan Organisasi Internasional lainnya di
Jenewa.
Joannes Tandjung, lulusan ketiga terbaik Sekolah Staf
Luar Negeri/Sesdilu Angkatan 49 (tahun 2012) dan lulusan Sekolah Dinas
Luar Negeri Sekdilu Angkatan 28 (tahun 2003).
AAS merupakan
bagian dari kerjasama pembangunan antara Australia dan Indonesia yang
telah berlangsung lebih dari 60 tahun. Selama lebih dari satu dekade
terakhir terdapat 5000 WNI yang telah menerima beasiswa untuk
melanjutkan studi pasca sarjana di Australia.
Terdapat empat
bidang studi prioritas AAS untuk Indonesia yaitu pertumbuhan yang
berkelanjutan dan manajemen ekonomi, demokrasi, keadilan dan
pemerintahan yang baik, investasi untuk pembangunan manusia serta
keamanan dan kedamaian.(WDY)
Joannes Tanjung Raih "Faces of Australia Award"
Minggu, 5 April 2015 21:06 WIB