Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengaku menerima keluhan dari Pemerintah Tiongkok terkait warganya ketika berwisata ke Pulau Dewata, kerap diajak berwisata belanja oleh para pramuwisata setempat.
"Ada dua hal yang tidak disukai warga Tiongkok tentang Bali yakni karena wisatawan diajak shopping (berbelanja) dan aksi demonstrasi dari kelompok Falun Dafa," kata Pastika kepada awak media, di Denpasar, Kamis.
Hal itu didapatkan Pastika berdasarkan pengalaman kunjungannya beserta jajaran beberapa hari lalu ke Provinsi Yunnan dan Hainan, Tiongkok.
"Jadi jangan coba tawarin barang-barang ke wisatawan Tiongkok, karena mereka berpendapat barang-barang di negaranya jauh lebih bagus dan lebih murah," ujarnya.
Sedangkan terkait dengan aksi demonstrasi dari kelompok Falun Dafa, ucap dia, warga Tiongkok menganggap hal itu dapat memengaruhi citra negaranya karena dalam aksi itu menonjolkan hal-hal yang bersifat sadis dan berbau kekerasan.
"Realistis saja, kalau kita mau tamu Tiongkok lebih banyak lagi datang ke Bali, tentu harus dituruti keinginan mereka itu," ucap Pastika sembari menyebutkan bahwa warga Tiongkok menginginkan lebih banyak pramuwisata dari Bali yang menguasai bahasa Mandarin dengan benar.
Selain melontarkan keluhan, kata dia, Pemerintah Tiongkok juga menyampaikan kekagumannnya pada Bali karena dipandang sebagai pulau yang sangat indah, iklimnya bersahabat, penduduknya ramah dan hotel-hotelnya juga bagus. Mereka juga salut dengan kebudayaan Bali.
Dengan melihat kondisi seperti itu, Pastika optimistis akan terbuka pintu bagi Bali untuk meningkatkan kunjungan wisman asal Tiongkok, minimal dari Provinsi Yunnan dan Hainan. Untuk Yunnan saja jumlah penduduknya lebih dari 47 juta jiwa.
Apalagi, lanjut dia, di Bali juga sudah ada Konsulat Jenderal Tiongkok dan pemerintah dari dua provinsi itu (Hainan dan Yunnan) menginginkan adanya penerbangan langsung ke Bali.
"Oleh karena itu, setelah kunjungan ini, Dinas Pariwisata Bali juga akan menindaklanjuti apa yang menjadi keluhan dan keunggulan Bali dari warga Tiongkok untuk kemudian dikomunikasikan dengan komunitas-komunitas pariwisata," kata Pastika. (WDY)