Denpasar (ANTARA) -
Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar bersedia membantu mempromosikan sumber daya pariwisata Bali, NTB, dan NTT ke Tiongkok dan membantu pelaku pariwisata untuk menjalin komunikasi.
"Instansi pariwisata kedua negara harus memperkuat dialog dan komunikasi, mendorong stakeholder misalnya pemerintah, lembaga penelitian, asosiasi dan perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata, untuk melakukan diskusi tentang kondisi dan peluang kerja sama pariwisata pasca pandemi COVID-19. Tentu kami bersedia juga membantu mempromosikan pariwisata Bali-Nusra ke Tiongkok," kata Konjen RRT di Denpasar Mr. Zhu Xinglong dalam webinar di Denpasar, Bali, Selasa.
Ia mengatakan bahwa kerja sama di bidang Pariwisata merupakan bagian penting dalam pertukaran sosial budaya. Selain perannya yang akan ikut mendorong pemulihan ekonomi suatu negara. Kemudian, kerja sama pariwisata juga dapat dilakukan dengan meningkatkan pelatihan SDM yang berbahasa Mandarin, meningkatan kesehatan lingkungan dan kualitas pelayanan.
Baca juga: Wagub harapkan China lihat Bali siap menjamu wisman
"Saya senang melihat para pelaku industri pariwisata Bali telah mulai vaksinasi, saya yakin ini akan secara efektif menjamin keselamatan dan kesehatan para pelaku wisata, sekaligus memberikan kepercayaan kepada wisman yang akan berkunjung," katanya.
Sementara itu, Wakil Konjen RRT di Denpasar Mr. Mei Yuncai mengatakan bahwa Bali jadi tujuan favorit bagi turis Tiongkok.
"Banyak anak-anak muda di Tiongkok ingin pergi ke Bali, namun karena kondisi COVID belum kondusif, tidak sedikit juga yang menunda, salah satunya untuk kegiatan wedding dan sebagainya," katanya.
Ia mengatakan hingga saat ini tercatat masih ada 100 turis Tiongkok yang bertahan. Dominan karena ada yangs udah menikah dengan orang lokal Bali, memiliki bisnis atau usaha yang dikembangkan di sini dan masih berkeinginan di Bali.
"Kondisi di Bali sudah cukup kondusif dan kami sangat mendukung wisatawan ke Bali, di Tiongkok juga sudah cukup bagus tapi sekarang mengingat beberapa negara di luar negeri masih belum membaik. Untuk sementara ini belum mengizinkan warga Tiongkok untuk berkunjung ke Bali," jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa sejak tahun 2017, jumlah wisatawan Tiongkok yang berkunjung ke Bali melebihi 1 juta jiwa selama 3 tahun berturut-turut dan menjadikan wisman Tiongkok sebagai sumber utama bagi pariwisata Bali.
Sementara karena pandemi COVID-19, jumlah kunjung warga Tiongkok ke luar negeri menurun pada tahun 2020. "Kami sering menerima email atau pesan dari warga Tionghoa yang menanyakan tentang situasi pandemi dan pariwisata di Bali. Banyak turis Tiongkok sangat berharap untuk berkunjung kembali ke Bali setelah pandemi," jelasnya.